Date:

Share:

Makan Untuk Hidup, Atau Hidup Untuk Makan?

Related Articles

Makan merupakan salah satu aktivitas yang penting dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia. Ketika melahap makanan, tubuh mendapatkan asupan gizi, nutrisi, dan zat-zat lainnya yang berguna untuk menjaganya tetap hidup serta mampu melakukan aktivitas. Tanpa asupan tersebut, tubuh bisa mengalami malnutrisi, kekurangan gizi, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Namun di balik pentingnya melahap makanan demi menyambung hidup, timbul pertanyaan yang menyoal perkara tersebut, “Hidup untuk makan, atau makan untuk hidup?”

Bila kita beranggapan bahwa “hidup untuk makan”, itu menandakan bahwa kita menganggap aktivitas makan adalah alasan paling utama bagi kita untuk hidup. Hidup kita tidak pernah tidak makan; yang dikerjakan dan diketahui hanyalah makan dan makan saja. Anggapan ini tentu tidak sepatutnya menjadi landasan kita dalam menjalani kehidupan.

Sebaliknya, anggapan yang seharusnya kita tanamkan adalah bahwa “makan untuk hidup”. Kita makan supaya kita bisa tetap hidup, karena tentunya tujuan kita diciptakan tidak untuk dibiarkan sia-sia. Hidup kita pastilah memiliki alasan dan tujuan, sehingga tidak dibenarkan bagi kita untuk menyia-nyiakannya.

Selain itu, makan tentu saja untuk dinikmati. Sekecil dan semurah apapun yang kita makan, makanan tersebut harus kita nikmati dengan sebaik-baiknya. Walaupun hanya tempe goreng. Karena dengan menikmati makanan tersebut, kita menghidupkan hubungan kita dengan Allah SWT. Kita ingat kepada-Nya; bahwa segala yang kita miliki di dunia ini merupakan pemberian Allah SWT kepada kita, termasuk makanan. Sehingga dengan demikian, menikmati makanan menjadi sarana bagi kita untuk bersyukur atas nikmat-Nya.

Walaupun pemberian yang kita dapatkan itu kecil dan tidak seberapa, tapi tetap harus kita nikmati dan syukuri. Jangan sampai kita menghina makanan; meskipun itu harganya rendah. Karena menghina makanan juga berarti menghina Sang Pemberi Makanan, yang mengatur bahkan menjamin rezeki bagi seluruh makhluk yang hidup di dunia ini; Allah SWT. Nikmatilah makanan, semurah dan sesederhana apapun, sehingga menjadi sarana kita untuk bersyukur.

 

Disarikan oleh Husain Zahrul Muhsinin dari pidato Drs. K.H. M. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed., dalam pertemuan kemisan pada tanggal 10 Muharram 1443 / 19 Agustus 2021.

 

Telah diperiksa oleh Humas Gontor (Al-Ustadz Dr. M. Adib Fuadi Nuriz, M.A., M.Phil., Al-Ustadz Riza Ashari, M.Pd.I., dan Al-Ustadz M. Taufiq Affandi, M.Sc.)

 

Mengetahui,

Drs. K.H. M. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed.

Pimpinan PMDG

 

Related Articles :

Fathul Kutub 1442. Kiai Hasan: “Kebutuhan Membaca Sama Seperti Kebutuhan Makan dan Minum”

KH. Hasan Abdullah Sahal: Rasul Saja Masih Diingatkan Untuk Mengkonsumsi Makanan Yang Halal

Samakan Langkah, Pengasuhan Santri Adakan Kumpul Koordinasi bagi Koordinator Sektor-sektor yang ada di PM. Gontor

Popular Articles