Date:

Share:

Kuliah Shubuh 2 Ramadhan 1444 H oleh Al-Ustadz Noor Syahid, M.Pd..

Related Articles

Dalam Al-Quran manusia kerap disebutkan dengan istilah al-Insan. Kata al-Insan telah disebutkan sebanyak 65 kali dalam al-Qur’an yang tersebar dalam 63 ayat. Bahkan al-Insan juga sampai dijadikan salah satu nama surah dalam Al-Qur’an.

Penggunaan istilah al-Insan sendiri bukan tanpa sebab, melainkan dari pencerminan sifat manusia yang ditunjukkan dari kata tersebut. Penggunaan kata al-Insan biasanya disandingkan dengan penjelasan sifat-sifat manusia dalam menjalani kehidupan. Kata tersebut juga menjelaskan betapa besarnya amanah yang diberikan kepada manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi.

Amanah tersebut  dulunya pernah ditawarkan kepada langit yang mampu berdiri tanpa tiang namun ia tak sanggup dan menolaknya. Bumi yang punya pasak yang kokoh dan tegak pun pernah ditawarkan amanah tersebut namun juga tak menyanggupinya. Namun justru manusia yang lemah dan bahkan untuk berdiri sendiri pun tidak mampu malah menyanggupi untuk memikul beban berat tersebut.

Apa yang dimaksud dengan amanah berat tersebut? Amanah tersebut memiliki arti yang berbeda-beda, yaitu:

  1. Taat (tha’ah)

Amanah merupakan wujud taat kepada perintah sekaligus menjauhi hal yang telah dilarang.

  1. Kewajiban (faraidh)

Amanah berarti kewajiban yang harus dikerjakan sebaik mungkin dan mencegah adanya keburukan.

  1. Tertib (tartib)

Amanah juga menjadikan manusia hidup dengan tertib atau teratur dengan aturan yang telah ditetapkan syariat Islam.

  1. Hukum (hudud)

Terakhir, amanah adalah hukum yang diberatkan kepada manusia untuk senantiasa berpegang teguh dengan hukum tersebut serta tidak meninggalkan hukum tersebut.

Terlepas dari semua arti amanah di atas, pokok utama dari amanah adalah agar mengerjakan kebaikan hingga dibalas dengan surga, dan apabila berbuat keburukan akan diganjar dengan siksa neraka.

Maka sudah selayaknya kita menjalankan amanah yang telah dipikulkan di pundak kita sebaik mungkin, entah bagi diri sendiri (mufrad) ataupun bagi orang lain (Jama’ah). Sebab sebenarnya tujuan semua manusia adalah sama yaitu menjadi mukmin yang beruntung yang kelak akan sampai kepada jalan yang benar dan diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

(Artikel: Mahadi, Foto: Rayza, Review: Riza Ashari).

Artikel Terkait:

Kuliah Shubuh 1 Ramadhan 1444 H, oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal.

Kultum Ramadhan: Ujian Menjadi Sosok Pemimpin

Bersyukur dan Memaksimalkan Diri di Akhir Ramadhan

Popular Articles