Date:

Share:

Zakat Seorang Guru Kepada Santrinya

Related Articles

Sebagai seorang guru, merupakan kewajiban yang tidak terelakkan baginya untuk membimbing peserta didik dalam banyak hal. Mengajari mereka pelajaran-pelajaran yang belum mereka kuasai, memberi tahu mereka hal-hal yang belum mereka pahami, dan berbagai bentuk bimbingan lainnya. Mengawal, menemani, dan mendidik mereka. Semua karena tanggung jawab status seorang guru.

Terutama pada hari-hari menjelang ujian seperti ini, para santri sangat disibukkan dengan belajar mereka. Beberapa pelajaran yang tertinggal, materi-materi yang belum dihafal, latihan-latihan soal yang belum dikerjakan, semuanya memenuhi jadwal belajar mereka hingga begitu padat. Bahkan untuk membentuk miliu mereka agar terfokus dalam belajar, pondok memberikan perhatian dengan menonaktifkan sementara semua kegiatan ekstrakurikuler hingga ujian selesai.

Dalam kondisi seperti ini, tentunya para santri tidak boleh lepas dari pengawasan guru-gurunya. Mereka selalu memiliki masalahnya masing-masing; santri baru dengan adaptasi mereka terhadap suasana pondok –terutama karena mereka kali pertama merasakan ujian di pondok, santri lama yang belum menemukan metode belajar yang tepat, ataupun santri kelas 5 yang masih harus disibukkan dengan amanat kepengurusan di rayon. Dan agar mereka bisa belajar untuk mempersiapkan ujian dengan maksimal, tentunya mereka harus berhasil mengatasi permasalahan tersebut. Di sinilah letak peran seorang guru.

Mereka membutuhkan perhatian lebih, baik dalam belajar ataupun dalam keseharian mereka. Hadirnya sosok seorang guru di samping mereka dapat memotivasi mereka untuk tetap tekun menghadapi berbagai masalah, dan tentunya menjadi konsultan bila salah satu dari mereka menghadapi masalah yang tidak bisa mereka selesaikan. Santri pun tidak merasa sendirian dalam mengatasi masalahnya, sehingga dengan demikian dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut dan mereka bisa kembali fokus belajar.

Namun sebagai seorang guru, tanggung jawab tersebut tentu tidaklah mudah. Menjadi sosok yang selalu hadir di sisi santrinya pastinya akan menyita perhatiannya dari urusan kesehariannya; baik itu di sektor bagian, perkuliahan, maupun urusan pribadi.

Terkait hal tersebut, Al-Ustadz H. Farid Sulistyo, Lc. selaku yang menyampaikan sambutan dalam pembukaan belajar malam keliling mengutip salah satu ungkapan dari alm. Al-Ustadz Ali Syarkowi, Lc. yang membahasakan sedekah perhatian terhadap belajar santri tersebut dengan “Zakat”. Berzakat waktu, tenaga, pikiran, dan lainnya untuk memaksimalkan pengawalan para santri. “Membimbing anak-anak tentunya akan menyita waktu, tenaga serta pikiran kita. Namun karena ini adalah tanggung jawab kita bersama, maka mari sama-sama kita zakatkan sedikit saja dari semua itu, berkorban untuk anak-anak kita.” Begitulah terang beliau di hadapan para guru yang hadir di sana.

Dengan menyertai para santri di sisi mereka ketika belajar, membantu mereka memperdalam pemahaman materi pelajaran, ataupun menolong mereka ketika menghadapi masalah yang menghambat belajar mereka adalah wujud perhatian seorang guru. Mengawal, mengawas, dan membimbing mereka yang memang merupakan amanat yang harus dipertanggungjawabkan oleh seorang guru. Meskipun pengorbanan tersebut bisa berarti berat, namun yang demikian akan menjadi ladang seorang guru untuk mengais pahala, menjadi bekalnya untuk di akhirat nanti.

Terima kasih para guru, yang telah ikhlas membimbing peserta didik mereka… semoga semua pengorbanan tersebut akan berbalik menjadi pahala dan kebaikan, yang akan dibalaskan oleh Allah dengan berlipat ganda serta menjadi penjamin untuk ganjaran di akhirat berupa Surga-Nya. Aamiin.

 

Related Articles:

Jelang Ujian, Belajar Malam Keliling Tingkatkan Miliu Belajar Santri

Kekuatan Doa dan Mujahadah Trimurti Pendiri Pondok Modern Gontor

Keikhlasan Trimurti Dalam Mengajar

Popular Articles