Date:

Share:

Perjuangan Santri dan Pesantren; Refleksi Nilai Sumpah Pemuda

Related Articles

“NKRI; Harga Mati, Sampai Mati!”

 

Begitulah bunyi kutipan pidato yang disampaikan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) saat menerima kunjungan Wakil Presiden Republik Indonesia, Dr. Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla pada hari Kamis, 3 Oktober 2019 lalu. Kunjungan tersebut dalam rangka peresmian Menara Masjid Jami’ PMDG dan gedung Centre for Islamic Economic Studies (CIES) Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor.

 

Dalam pidato beliau menyambut rombongan tamu kehormatan tersebut, banyak sekali poin-poin penting yang merefleksikan jiwa nasionalisme dan kebangsaan yang dimiliki oleh para santri dan warga pesantren. Semangat juang yang disuarakan, nafas keikhlasan, prinsip anti penjajah dan penjajahan, seakan mengalir dalam rangkaian pidato yang beliau bawakan di depan seluruh hadirin. Dan kita, warga Indonesia, khususnya para alumni pesantren yang menjunjung tinggi jiwa kesantrian serta nilai keislaman, haruslah bercermin dan mengambil banyak pelajaran dari kutipan pidato semacam itu.

 

Berikut nilai-nilai kandungan Sumpah Pemuda yang diwarisi oleh pesantren dan para santri yang bisa kita intisarikan dari kutipan pidato beliau:

 

  1. Perjuangan Membela Bangsa dan Negara

Sebagai warga negara Indonesia, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk membela Republik Indonesia dari segala yang berpotensi merenggut kemerdekaannya. Dan semangat ini telah ditanamkan sejak dini ke dalam diri para santri; bahwa mereka dididik untuk menjadi mundziru-l-qaum serta kader pemimpin umat yang nantinya akan terjun ke masyarakat, menjadi agen-agen untuk mendidik dan mencerdaskan bangsa. Bila para tentara melawan penjajah yang datang dari bangsa lain, maka pondok pesantren melawan kebodohan yang menjajah anak-anak bangsa. “Pondok ini (dan pesantren pada umumnya _red) sejak sebelum kemerdekaan, bersama negara Republik Indonesia membina umat di dalam pendidikan.” jelas beliau.

 

  1. Nasionalisme dan Cinta Tanah Air

“Di pondok pesantren bukan hanya 4 pilar kebangsaan, tapi berpuluh-puluh pilar.”

Isi dari poin pidato beliau yang satu ini mengisyaratkan bahwa jiwa nasionalisme dan cinta tanah air sejatinya telah lama dimiliki oleh warga pesantren. Kiai dan para santri tidak seharusnya diajarkan tentang NKRI dan nasionalisme, sebab justru pesantren lah yang menjadi cikal bakal dari lahirnya nilai-nilai tersebut. Kehidupan yang sarat akan nilai-nilai keislaman, persaudaraan Ukhuwwah Islamiyyah, keikhlasan, bersatu dalam perbedaan, menjunjung tinggi musyawarah untuk maslahat umat, semuanya terangkum menjadi satu paket dalam kurikulum pesantren.

 

  1. Benteng Persatuan dan Keutuhan Bangsa

Pondok pesantren telah membersamai bangsa Indonesia dalam perjalanannya melawan penjajah dan penjajahan. Semangat persatuan, gotong royong, dan berkorban tanpa pamrih lah yang menjadi nafas perjuangan mereka, mengantarkan bangsa Indonesia hingga menjadi seperti saat ini dengan segala kekayaan dan kelebihannya. Tentu, warga pesantren tidak akan rela bila bangsa ini sampai dipecah-pecah, dikoyak-koyak atau bahkan dikotak-kotak, sebab mereka adalah saksi perjuangan Indonesia untuk bersatu dan menjauhi semua perselisihan tersebut bahkan sejak sebelum deklarasi kemerdekaan. “Yang berani mengoyak-ngoyak, akan langsung berhadapan dengan kita (warga pesantren). (Karena) kita membina NKRI sejak sebelum merdeka, sampai merdeka.” tegas beliau.

 

Demikianlah beberapa intisari yang dapat kita ambil. Semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita, di tengah-tengah peringatan Hari Sumpah Pemuda agar semakin memaknai arti perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan dulu, sehingga bisa menjadikan kita pribadi santri sumpah pemuda yang menjiwai nilai-nilai keislaman namun tidak lupa untuk menjunjung tinggi nasionalisme.

 

Full video Silaturahim Wakil Presiden RI, M. Jusuf Kalla di Pondok Modern Darussalam Gontor:

Video Sambutan K.H. Hasan Abdullah Sahal: menit ke 1.08.58 – 1.19.40

 

Related Articles:

Puisi Kemerdekaan Karya Santri Gontor: Merah Putih Suci

Upacara Kemerdekaan Indonesia ke-75, Mengingatkan Akan Besarnya Perjuangan

Pendidikan Nasionalisme Dalam Demonstrasi Bahasa

Bhineka Tunggal Ika Internasional di Gontor Kampus 2

Popular Articles