Date:

Share:

Kuliah Shubuh: Berbuatlah Berdasarkan Ilmunya

Related Articles

Kuliah Shubuh di Masjid Jami’ Pondok Modern Darussalam Gontor pada Kamis pagi, 3 Ramadhan 1442/15 April 2021 disampaikan oleh Al-Ustadz Syarif Abadi. Dalam kuliahnya, beliau membicarakan tentang bagaimana seorang muslim harus mengerjakan semua amalan berdasarkan dengan ilmu yang telah ia pelajari. Berikut ringkasannya.

  • Belajar ilmu itu penting, karena ia menjadi perhiasan bagi pemiliknya.
  • Belajar ilmu Fiqh juga merupakan sebaik-baik penuntun kepada kebajikan dan taqwa dalam amalan kita.
  • Jangan sampai mengerjakan sesuatu tanpa ilmu.
  • Mencari ilmu itu harus dengan kesungguhan.

تــعلم فإنّ العلم زيــن لأهله وفضــل وعنوان لكل المحــامــد

وكن مستفيدا كل يوم زيادة من العلم واسبح في بحور الفوائد

تفقّــه فإنّ الفقه أفضل قائــد إلى البرّ والتقوى وأعدل قاصــد

  • Amal yang tanpa ada ilmunya itu tidak diterima. Maka jika kita ingin mengerjakan sesuatu harus didasari dengan ilmunya. Ini kesyukuran bagi kita semua, karena menuntut ilmu sekarang lebih mudah, tidak seperti dulu yang harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk menutut ilmu.
  • Shalat 2 rakaat sebelum Shubuh apa hikmahnya?

ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها

  • Apa hikmah jama’ah sholat shubuh? Jamaah shalat shubuh itu mitslu qiyami-l-lail (sama dengan menghidupkan satu malam penuh), kalau isya sama dengan nishfu-l-lail (seperti menghidupkan setengah malam).

 

  • Berbuat amalan apapun itu harus punya dasar. Berbuat berdasarkan dalil, harus tahu dan belajar. Kalau sudah belajar tapi tidak diamalkan, maka akan diadzab. Bahkan ia diadzab sebelum para penyembah berhala.

فعالم بعلمه لم يعملن معذّب من قبل عبّاد الوثن

 

  • Kita adalah sebaik-baiknya umat, umatnya sebaik – baik nabi. Khoiru-l-Anbiya wa Imamu Ar-Rusul. Ketika nabi muhammad Isra (perjalan nabi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa) ketika di pertengahan jalan banyak terjadi peristiwa. Seperti Ada orang yang sedang mengetam namun di belakangnya sudah tumbuh lagi, yang mana ini seperti orang bersedekah.

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.

 

  • Dari Masjidil Aqsa, naik ke atas sampai ke Sidrotul Muntaha itu dinamakan Mi’raj. Langit pertama bertemu dengan nabi Adam a.s., langit kedua bertemu dengan nabi Idris a.s., ketiga nabi Yusuf a.s., sampai ke langit keenam bertemu dengan nabi Musa a.s. dan langit ketujuh bertemu dengan nabi Ibrahim a.s., sampai di sini jibril tidak bisa naik.

 

  • Selanjutnya nabi Muhammad SAW sendiri yang naik ke atas. di sana ia mendapatkan perintah kewajiban mengerjakan shalat 50 rakaat. Nabi Kemudian turun dan bertemu nabi Musa a.s., kemudian nabi Musa a.s. meminta untuk dikurangi karena umat nabi Muhammad tidak akan sanggup jika mengerjakan 50 rakaat. Kemudian naiklah kembali nabi Muhammad SAW dan meminta keringanan, kemudian dikurangi 40. Nabi SAW bertemu kembali dengan nabi Musa a.s. dan ternyata masih terlalu berat, lalu dikurangi lagi menjadi 30, sampai berjumlah 5 rakaat. Bahkan ketika sudah 5 rakaat, nabi Musa a.s. pun masih meminta untuk dikurangi lagi, tetapi Allah SWT berkata:

هي خمس وهي خمسون

  • Jadi, shalat yang 5 waktu itu setara dengan 50 kali pahala shalat.

 

  • kita ini sebaik-baiknya umat, dengan mempunyai ciri-ciri khusus dari bekas sujud dan wudhu kita. Bahkan di akhirat kita seperti memakai pakaian yang indah dan mahal sekali, namanya ghurrah. Maka, mari kita laksanakan wudhu dan tunaikan shalat dengan sebaik-baiknya, agar nanti di akhirat menjadi tanda umat Muhammad SAW.dinulcahya

 

Related Articles:

Kuliah Shubuh: Meraih Gelar Taqwa di Bulan Ramadhan

Kuliah Shubuh: Sudah Ada Sejak Awal Berdirinya Pondok

Kiai Gontor Rilis Lagu Baru; ‘Akankah Dunia Rela’

Popular Articles