Date:

Share:

Kuliah Shubuh: Bimbingan Jiwa, Santapan Otak, serta Tuntunan Akhlak dan Budi

Related Articles

Sabtu, 1 Ramadhan 1443 H/2 April 2022 M, tepat seusai shalat shubuh di Masjid Jami’ Pondok Modern Darussalam Gontor diadakan kuliah shubuh. Kuliah shubuh yang pertama kali di bulan Ramadhan tahun ini dibuka dan diisi oleh Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal.

Di awal mula pondok ini berdiri yaitu pada tahun 1926, kuliah shubuh telah dilaksanakan dan masih berjalan hingga saat ini. Bedanya, dahulu di masa Trimurti pendiri pondok masih aktif, kuliah ini diisi oleh K.H. Ahmad Sahal selama sebulan penuh. Hingga akhirnya, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, penyampaian kuliah setelah shalat shubuh ini mulai dibagi atau disusun jadwalnya; sebagian diisi oleh K.H. Ahmad Sahal, sebagian lagi diisi oleh anak-anak muda atau santri yang telah dewasa ketika itu. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal dalam kuliah shubuhnya di pagi awal ramadhan ini.

Beliau menambahkan juga, sejarah adanya kuliah shubuh dengan ditentukan jadwalnya adalah sebagai penekanan bahwa tidak ada hubungan antara imam masjid(pemateri kuliah) dengan pimpinan pondok. Maksudnya tidak dibenarkan orang yang berpikiran kalau pemateri dalam kuliah itu harus dari pimpinan pondok atau orang yang menjadi pemateri dalam kuliah shubuh pasti akan menjadi pimpinan pondok.

Adanya penentuan jadwal ini, dimaksudkan sebagai pemberian wadah atau kesempatan bagi santri-santri yang berpotensial atau yang telah menjadi sarjana, dsb. Sehingga mereka akan terbiasa dan siap untuk di kemudian hari dapat mengisi di manapun mereka berada. Sampai-sampai, dahulu ada orang yang berkata, “kalau ingin melihat PMDG, datanglah ketika bulan Ramadhan”. Kenapa seperti itu? Karena di sini tidak hanya otak yang diisi dengan ilmu, namun jiwa dan budi juga dibimbing dan dituntun sehingga menjadikan para santri Gontor siap untuk mengemban amanah sebagai mundzirul qoum.

Kuliah shubuh adalah bimbingan jiwa, santapan otak, serta tuntunan akhlak dan budi”

Dikutip dari perkataan K.H. Hasan Abdullah Sahal dalam kuliah shubuh pada 1 Ramadhan 1443 di Masjid Jami’

Di akhir kata, beliau menguraikan sedikit mengenai Q.S. Al-Baqarah: 183 yang artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa

Yang dimaksud orang-orang sebelum kamu di sini adalah orang-orang sebelum islam, yaitu orang Yahudi, Nasrani, dll. Mungkin muncul pertanyaan, “berarti orang-orang selain islam juga berpuasa, lalu apa bedanya kita dengan mereka?”. Di akhir ayat dijelaskan “agar kamu bertakwa”, dari sini terjawablah bahwa yang membedakan puasa kita dengan mereka adalah ketakwaan. Kita berpuasa untuk meraih takwa dan juga meraih ridho-Nya. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala menyeru kita di awal ayat dengan kalimat “Wahai orang-orang yang beriman!”. Iman di sini adalah amanah dan amanah itu adalah penghargaan dari Allah Subhaanahu Wa Ta’ala kepada hamba-Nya. Untuk itu semoga kita bisa mengemban amanah dari Allah Subhaanahu Wa Ta’ala ini dengan baik dan diridhoi oleh-Nya. Aamiiin Abdurrahman

Disarikan dari Kuliah Shubuh yang diisi oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal di Masjid Jami’ PMDG

 

Related Articles:

Kuliah Shubuh: Mari Tingkatkan Ketaqwaan Di Bulan Ramadhan

Kuliah Shubuh: Hikmah Dari Kepongpong Ramadhan

Kuliah Shubuh: Perbarui Iman Kalian!

Popular Articles