Date:

Share:

Patah Tumbuh, Hilang Berganti, Meneruskan Perjuangan

Related Articles

‘Patah Tumbuh, Hilang Berganti’. Begitulah pepatah yang sering diucapkan untuk mengungkapkan sebuah estafet perjuangan dan nilai-nilai dari sebuah organisasi atau lembaga tertentu, yang harus terus dilestarikan oleh para generasi-generasi penerusnya. Demikian pula yang kembali ditegaskan oleh K.H. Abdullah Said Baharmus, Lc., selaku perwakilan Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang membacakan hasil keputusan sidang luar biasa Badan Wakaf di depan seluruh jama’ah shalat Jum’at Masjid Jami’ PMDG.  Kalimat tersebut membuka sambutan beliau di hadapan segenap dewan guru KMI serta para santri, menjadi pertanda bahwa perjuangan para mujahid pondok yang telah terlebih dulu dipanggil oleh Allah SWT tidak boleh berhenti bahkan harus diteruskan.

 

Usai membacakan hasil keputusan sidang tersebut, sambutan beliau pun dilanjutkan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal. Meskipun masih dalam suasana berkabung, namun beliau tidak ingin terlihat sedih, terutama di depan santri-santrinya. Beliau berdiri tegap, mantap, dan dengan suara yang lembut namun bulat beliau menegaskan, “Setiap kita ditinggalkan seseorang dari kerabat kita, kita boleh menangis, tapi tidak boleh menangisi, apalagi menangiskan”. Gaya bicara khas beliau tersebut seakan memperingati kita untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan, sebab di depan mata masih ada perjuangan yang harus diteruskan dan amanat yang harus diemban.

 

Beliau bertiga bersama Drs. K.H. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed. dan Prof. Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A., selaku Pimpinan PMDG menggantikan Alm. K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. dan Alm. Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A., harus siap dengan semua itu. “Kami dengan ini (sebagai Pimpinan PMDG_red) bukan jabatan, bukan fasilitas, tapi ini amanat. Karena mata, telinga, hati, dan otak umat Islam khususnya alumni Gontor dan keluarga PMDG membaca dengan saksama.” jelas beliau.

 

Mengemban amanat sebesar dan seberat itu tentu tidaklah mudah. Akan ada banyak cobaan dan yang datang menguji keistiqamahan beliau-beliau, meskipun dengan umur yang sudah tidak muda lagi dan kekuatan yang tidak seperti dulu lagi. Untuk itulah beliau berulang kali memintakan doa kepada seluruh santri dan para alumni, agar beliau bertiga kuat dan mampu menunaikan tugas ini. Agar tetap bisa mengawal, mengarahkan, mengawasi, dan membela nilai-nilai pondok yang juga menjadi amanat estafet Trimurti pendiri pondok. Beliau bahkan menambahkan cerita tentang perkataan almarhum K.H. Imam Zarkasyi kepada beliau ketika sedang bersama almarhum pak Syukri (sapaan akrab beliau kepada Alm. Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.), “Koe, Syukri, anakku, koe Hasan, anakke pak sahal, pegang nilai-nilai pondok. Kalau tidak, kamu akan terpental dari pondok.”

 

Seluruh pesan itu pun tidak tertuju kepada segelintir orang saja, melainkan kepada seluruh keluarga besar PMDG; mulai dari para santrinya hingga para alumninya. Wafatnya para pejuang pondok seharusnya menjadikan kita yang masih diberikan kesempatan umur panjang untuk lebih memanfaatkannya sebaik mungkin. Jangan sampai setiap detik kita berlalu dengan bersantai-santai saja tanpa merasa bersalah, padahal perjuangan belum selesai. Masih banyak umat Islam di berbagai belahan bumi sana yang membutuhkan pertolongan kita, menanti uluran tangan kita. Untuk itulah, mari bersama-sama meneruskan perjuangan Trimurti dan para mujahid pondok, dalam mendidik generasi kader-kader pemimpin umat, mencetak mundzirul qaum yang akan berkiprah di masyarakat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa, li i’laai kalimaatillaah. Semoga Allah selalu mendampingi setiap langkah perjuangan kita. Aamiin.

 

Related Articles:

Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Resmi Dilantik

Menguak Sumber Enerji Kiai Syukri Secara Kecerdasan Hati

Legasi KH Abdullah Syukri Zarkasyi

Popular Articles