Date:

Share:

Hindari Bohong dalam Bercanda!

Related Articles

Tertawa atau bercanda merupakan salah satu tabiat alami seorang manusia, dalam hidup kita sangat sulit untuk terlepas dari aktivitas yang dapat melepaskan penat tersebut. Dalam sebuah penelitian membuktikan bahwa tertawa dapat dengan cepat mengambalikan keseimbangan pikiran dan tubuh sehingga mudah dalam melepas amarah dan memaafkan. Tak hanya itu, tertawa dan bercanda juga memiliki banyak manfaat lainnya baik dalam jangka panjang maupun pendek, seperti meredakan ketegangan, meningkatkan imunitas, mencegah depresi, dan masih banyak yang lainnya.

Islam pun memperbolehkan bercanda tan tertawa, dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 43 Allah SWT berfirman

وَأَنَّهُۥ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ

“Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,”

 

Disebutkan pada ayat diatas bahwa Allah SWT yang membuat kita tertawa dan menangis. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa tertawa juga merupakan fitrah yang tidak bisa terlepas dari manusia.

Namun, ada batasan yang perlu kita waspadai dalam bercanda yaitu jangan sampai kita berbohong atau mengatakan hal yang tidak benar dalam bercanda. Bercanda seperti ini dilarang oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda:

وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

“Celakalah orang yang berbicara sedangkan ia berbohong supaya segolongan orang tertawa karenanya! Celakalah ia! Celakalah ia!” [HR Abu Dawud no. 4990. Hasan]

 

Rasulullah yang merupakan panutan dalam semua aktivitas umat muslim pun telah memberikan teladan yang baik dalam berbagai, termasuk diantaranya teladan yang baik dalam bercanda. Abdu ibnu Humaid menceritakan bahwa pernah ada seorang nenek-nenek berkata. “Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah semoga Dia memasukkan aku ke dalam surga.” Maka Rasulullah Saw. menjawab: Hai Ummu Fulan, sesungguhnya surga itu tidak akan dimasuki oleh nenek-nenek. Maka nenek-nenek itu pergi seraya menangis”. Melihat nenek tersebut menangis, Rasulullah mengutus sahabatnya untuk menjelaskan kepada nenek tersebut. Lalu Rasulullah SAW bersabda: Beritahukanlah kepadanya bahwa dia tidak dapat memasukinya dalam keadaan nenek-nenek. Begitulah contoh bercanda yang dibenarkan Rasulullah SAW, beliau bergurau tanpa berdusta, manusia tidak akan memasuki Syurga dalam bentuk fisik manula tua renta, melainkan dalam wujud fisik pemuda, jadi gurauan yang beliau lontarkan adalah sebuah fakta, bukan kebohongan yang ditujukan agar orang lain tertawa. Wallahu a’lam bishawab.  Alif

 

Related Articles:

Kiai Abdullah Syukri Zarkasyi: Kejujuran adalah Jiwa Kita

Senyummu, Ibadahmu

Rapat Pleno ke-32 Dewan Pertimbangan MUI: Kembali Jujur dan Amanah, Tinggalkan Dusta dan Benci

Popular Articles