Date:

Share:

Laporan Dari Australia: Harmoni dalam Perbedaan

Related Articles

Silaturahmi dengan Prof. Abdullah Saeed
Silaturahmi dengan Prof. Abdullah Saeed

Melbourne- Setelah terlibat dalam dialog hangat dengan Australian Broadcasting Corporation (ABC) International, peserta Muslim Exchange Program (MEP) lalu menuju National Centre of Excellence in Islamic Studies, University of Melbourne untuk bertemu dengan direkturnya, Prof. Abdullah Saeed. Perjalanan relatif lancar karena kami menggunakan Trem, salah satu moda transportasi massal di Melbourne yang murah. Jam 14.00 waktu Melbourne, kami bertemu Prof. Saeed di kantornya yang berlokasi di Sidney Myer Asia Centre, the University of Melbourne. Setelah saling memperkenalkan diri, kami terlibat dalam perbincangan hangat tentang kehidupan muslim di Australia.

Prof. Saeed mengatakan, “Australian muslims have no difficulty in performing their prayer. They’re also involved in many social activities with other Australian citizen”. Beliau juga menyatakan bahwa negara Australia yang multikultural merupakan salah satu tempat ternyaman bagi umat Islam untuk menjalankan agamanya. Karena masyarakat pada umumnya memahami bahwa perbedaan itu merupakan sebuah realitas sosial yang genuine. “Something that we have to do is to respect the diversity, not to eliminate it”, demikian beliau menambahkan. Karena meskipun berbeda, umat manusia sebenarnya memiliki posisi yang sama sebagai manusia yang secara jelas dimulyakan oleh Allah; “wa laqad karramnaa banii aadam”.

Jika dilihat dari perspektif al-Qurán, perbedaan-perbedaan yang ada pada umat manusia memang sebuah ketentuan Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Arrum ayat 22 bahwa di antara tanda-tanda kekuasaan Allah adalah penciptaan langit dan bumi, serta adanya perbedaan bahasa dan warna kulit. Ini semua bukan terjadi by accident akan tetapi by design yang di baliknya tentu terdapat banyak hikmah yang bisa diambil. Salah satunya adalah agar manusia itu saling mengenal, saling mempelajari kehasan yang dimiliki, dan saling menghormati sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Hujurat ayat 13.

Keberagaman di atas juga berlaku pada keyakinan sebagaimana kita melihat banyak agama yang dianut oleh manusia. Meskipun sebenarnya, jika Allah menghendaki, bisa saja Dia menciptakan satu umat pemeluk satu agama sebagaimana dijelaskan dalam al-Qurán. Jadi, menyikapi diversity dalam berbagai aspek kehidupan itu menurut hemat saya adalah melalui pendekatan sosial. Sebagaimana Islam mengajarkan bahwa seorang muslim harus bisa hidup dengan siapa saja secara damai meskipun berbeda-beda. Dari situlah akan muncul harmoni, keselarasan.

Setelah terlibat diskusi panjang dengan Prof. Saeed, peserta MEP kembali ke penginapan untuk bersiap-siap menuju daerah Glen Huntly Road, Culfield South yang lumayan jauh dari pusat kota Melbourne. Di sana kami akan makan malam dan bersilaturahmi dengan anggota Shira, an inclusive Orthodox Jewish Community. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit menggunakan taxi, kami sampai juga di restoran yang sudah ditentukan.

Sembari makan, kami terlibat dalam perbincangan yang santai. Komunitas yahudi yang minoritas di daerah itu banyak menanyakan tentang ajaran-ajaran Islam, tentang perbedaan-perbedaan yang sering muncul di tengah-tengah umat Islam, serta bagaimana perbedaan itu disepakati. Mereka juga banyak bercerita tentang agamanya. Dengan jujur mereka mengakui bahwa dalam umat yahudi juga terdapat berbagai macam perbedaan. Namun mereka –begitu juga kami– sepakat bahwa sebagai umat manusia, kita harus saling menghormati dan menghargai. Biarkan perbedaan itu nyata adanya, karena darinya akan muncul sebuah keselarasan, dan itulah harmoni. AbuNuya

Popular Articles