Date:

Share:

Laporan Dari Australia: The Power of Media

Related Articles

Diskusi hangat di ABC International
Diskusi hangat di ABC International

Melbourne- Hari kedua di Melbourne (17 Maret 2015), peserta MEP disuguhi dengan rentetan program yang sangat menantang sekaligus menarik. Jam 9.45 (local time), saya beserta empat orang peserta lainnya sudah siap untuk menuju Australian Broadcasting Corporation (ABC) International dengan berjalan kaki karena jaraknya memang tidak terlalu jauh dari Darling Towers, tempat kami menginap. Setelah menyeberangi Flinders Street yang berlokasi satu block arah selatan dari Darling Towers, kami terus bergegas menuju Alexandra Gardens dengan menyeberangi Princess Bridge, sebuah jembatan yang membentang di atas Yarra River yang indah. Ibu Christina, koordinator MEP di Melbourne, sengaja membawa kami ke taman itu sebelum mengikuti dialog dengan awak media di ABC International. Hujan gerimis yang mengguyur pusat kota Melbourne menjadikan udara pagi itu sangat segar dengan suhu yang tidak terlalu dingin.

Setelah menikmati segarnya udara di Alexandra Gardens, kami

di depan alexandra garden
Peserta MEP di depan Flower Clock, part of Alexandra Garden

menyempatkan diri untuk melihat Nationnal Gallery of Victoria yang berlokasi di seberang jalan St Kilda. Gallery ini menyimpan banyak cerita. Secara rutin diadakan eksebisi-eksebisi dengan tema yang berbeda-beda di dalamnya. Di situ terlihat bahwa masyarakat Australia cukup memberikan apresiasi tinggi terhadap seni.

Setelah puas berkeliling dan mengambil gambar, kami segera bergegas menuju ABC International.

Tepat jam 12.00 (local time), kami tiba di ABC International, salah satu perusahaan media “berplat merah” yang ada di Australia. Media tersebut, menurut keterangan Ibu Christina dan beberapa penduduk setempat, “lumayan” independen meskipun dana operasionalnya banyak dicukupi oleh pemerintah. Artinya, media itu tidak dijadikan “corong” dari kebijakan-kebijakan pemerintah Australia. Hal ini berbeda dengan media Australia lain yang dimiliki oleh individu atau golongan yang cenderung tidak netral dalam menyajikan informasi. Keadaan seperti itu setali tiga uang dengan apa yang terjadi di Indonesia. Media-media mainstream yang dimiliki oleh suatu kelompok tertentu, cenderung membawa kepentingan kelompoknya. Meskipun tidak semuanya seperti itu. Hal ini bisa dimaklumi karena memang media memiliki peran yang signifikan dalam membangun sebuah opini. Ia menjadi salah satu alat yang penting untuk mendapatkan pegaruh dan kekuasaan di dunia. “Siapa saja yang ingin berkuasa, kuasailah dulu media”, demikian para ahli ilmu komunikasi berpendapat.

Berikutnya, setelah melewati prosedur registrasi tamu di front desk, kami menuju ruang rapat dan disambut oleh awak media ABC International, di antaranya: Clement Paligaru (Head, Radio & Multiplatform Asia), Margaret Coffey (jurnalis senior Radio National), L. Sastra Wijaya (Senior Producer), Dian Islamiati Fatwa (Head Business Development SE Asia), dan Erwin Surahman (Director for Indonesia Program). Setelah masing-masing memperkenalkan diri, kami terlibat dalam sebuh dialog yang menarik seputar kehidupan umat Islam di Australia, peran yang bisa mereka mainkan untuk ikut berpartisipasi membangun negara, dan kehidupan di Australia yang sangat multikultural. Coffey menjelaskan bahwa seluruh warga negara Australia memiliki hak yang sama, mereka tidak dibeda-bedakan berdasarkan agamanya, sukunya, dan strata sosialnya. Tidak ada dominasi mayoritas terhadap minoritas dalam berbagai kebijakan pemerintah. Sementara itu, Dian menceritakan bahwa masyarakat muslim di Australia tidak memiliki masalah dalam kehidupan sosialnya. Memang kadang terdapat kelompok kecil masyarakat Australia yang masih mengidap sindrom Islamophobia namun jumlahnya tidak signifikan. Karena pada umumnya, masyarakat Australia tidak melihat agama seseorang ketika melakukan interaksi sosial.

Diskusi berlanjut hingga jam 13.00 dan makin hangat ketika kami membahas masalah toleransi antar umat beragama, radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme yang masih banyak dijumpai di berbagai belahan dunia.

Setelah melewati perbincangan panjang dengan awak media ABC International, kami kemudian dibawa keliling untuk melihat proses produksi di perusahaan media ini. Di luar dugaan, perusahaan ini telah memiliki berbagai macam lini produksi; mulai dari radio, televisi, hingga portal berita online. Mereka juga memiliki kerjasama dengan berbagai media besar di tanah air, dan secara rutin menyumbangkan artikel untuk media-media tersebut.

Silaturahmi kami dengan ABC International memberikan spirit baru kepada kami untuk terus berdakwah (di Australia) dengan menampilkan Islam yang sebenarnya. Islam tanpa embel-embel apapun. Bukan Islam yang berwajah bengis sebagaimana dicitrakan oleh banyak media selama ini. Hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah karena diperlukan kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk media yang tidak bisa dipungkiri memiliki kekuatan untuk membangun sebuah image, opini. AbuNuya

Popular Articles