Date:

Share:

Uji Kemampuan Berbahasa Arab, KMI Gelar Fathul Kutub

Related Articles

KARANGBANYU – Memberikan kail dan tidak memberikan ikan adalah karakter metode pendidikan yang diterapkan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) kepada santri-santrinya. Selama kurang lebih 3-4 tahun para santri diajarkan materi dasar berbahasa Arab. Fathul Kutub adalah kegiatan yang dengannya pondok dapat menakar sejauh mana keberhasilan pembelajaran Bahasa Arab selama ini.

Dalam kegiatan ini, para santriwati dihadapkan dengan buku-buku karya ulama terdahulu dan ulama kontemporer. Oleh panitia, tiap kelompok akan diberikan permasalahan. Mereka dituntut untuk menentukan solusi dan jawabannya dari hasil membaca buku-buku tersebut.

Kegiatan ini berlangsung selama satu minggu (25/8 – 1/9). Dimulai pada hari Rabu dengan menyimak pengarahan umum tentang 4 materi pokok, yaitu Aqidah, Tafsir, Fiqh, dan Hadist. Kemudian pada hari Kamis, dilanjutkan dengan pengarahan metode penulisan bahtsul masail.

Sabtu (28/8) kegiatan Fathul Kutub di seluruh kampus resmi dibuka oleh Direktur KMI, Al-Ustadz K.H. Masyhudi Subari, M.A. via daring. Pada momen tersebut, Bapak Direktur KMI mengingatkan para peserta bahwa nanti mereka akan menemukan perbedaan pendapat dari beberapa ulama. Para peserta dituntut untuk memahaminya dengan seksama dan menyikapinya dengan bijak. Karena harapan Gontor, para alumninya memiliki wawasan luas sehingga mampu menjadi perekat umat.

Kegiatan ini dilaksanakan di auditorium. Sebanyak 467 Siswi Akhir terbagi dalam 2 unit. Oleh panitia, tiap unit dibagi menjadi 17 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 13 – 14 orang. Tiap kelompok terbagi lagi dalam 4 kelompok kecil. Nantinya, secara bergiliran, mereka akan mendapatkan permasalahan dari 4 materi pokok.

Panitia mengerahkan setidaknya 77 orang guru pembimbing. Tiap kelompok, dibimbing oleh 2-3 orang guru. Cukup intens para pembimbing mengawal anggotanya menyelesaikan problem yang mereka dapat. Usai mencatat problem solving hasil mereka berkelana dengan buku-buku yang disiapkan panitia, tiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil temuannya di hadapan teman-teman dan guru pembimbingnya di momen diskusi.

Jumlah peserta yang cukup banyak, dan tidak sebanding dengan jumlah buku yang dimiliki PMDG Putri Kampus 3, panitia membagi jadwal diskusi dan pembahasan tiap unit. Di saat unit 1 melaksanakan diskusi, maka unit 2 melaksanakan pembahasan. Begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, risiko berebut buku dapat diminimalisir.

Pada acara penutupan Fathul Kutub yang dilaksanakan secara daring, K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan PMDG, mengingatkan segenap hadirin bahwa orang buta huruf sejatinya adalah orang yang mampu membaca namun enggan membaca. AzharAisyah.

Popular Articles