Date:

Share:

Pesan dan Nasehat Ujian Tulis Akhir Tahun : Interpretasi Pendidikan

Related Articles

Bapak Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 2, Al-Ustadz Umar Said Wijaya dalam pidatonya
Bapak Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 2, Al-Ustadz Umar Said Wijaya dalam pidatonya

Gontor berdiri sebagai wadah yang bergerak dalam ranah pendidikan dan pula mendidik para pendidik. Pendidikan yang diajarkan bukan hanya pendidikan formal yang alih-alih disampaikan dalam ruang kelas, namun pendidikan tersebut tersampaikan pula oleh seluruh kegiatan yang berlangsung dalam area Pondok Modern Darussalam Gontor.

Begitulah yang disampaikan oleh Bapak Wakil Direktur Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 2, Al-Ustadz Muhammad Fauzi, M. Ud.  dalam perkumpulan Pesan dan Nasehat dan Pembagian Tugas Ujian Tulis Akhir Tahun 1438/ 1439 H yang diadakan di Serambi Gedung Damaskus pada Rabu, 2 Sya’ban 1439 H/ 18 April 2018.

Dalam pidato tersebut, Al-Ustadz Fauzi turut menyinggung penggunaan bahasa yang menjadi kewajiban bagi seluruh santriwati Darussalam, “Bahasa akan membawa kita semua pada kemudahan dalam memahami pelajaran” ujarnya pada sambutan pidato. Di sela-sela penyampaian pidato tersebut, Al-Ustadz Fauzi pun turut menghadirkan beberapa kelas 6 untuk menguji kemampuan nahwu dan shorf mereka dalam membaca tanbih ujian yang ada di depan panggung, “nahwu dan shorf akan membantu kalian untuk memahami maqam dari setiap kata dalam sebuah kalimat”

Hal tersebut dilakukan dengan guna untuk mendapatkan pemahaman yang tepat. Karena adengan pemahaman yang tepat,  seseorang akan dapat mendapatkan kebenaran—mengutip dari apa yang dikatakan oleh Al-Ustadz Umar Said Wijaya, S.Ag. selaku Bapak Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 2, “Carilah kebenaran, maka kau akan mendapatkan orang-orang yang benar. Jangan hanya mencari orang yang benar untuk mendapatkan kebenaran. Karena ketika kau hanya mencari orang yang benar—bagaimana kau bisa yakin kalau mereka benar-benar orang yang benar? Orang-orang yang benar itu bersifat relatif sedang kebenaran itu bersifat hakiki”

Delegasi Kelas 6 maju untuk menjawab soal dari Bapak Wakil Direktur
Delegasi Kelas 6 maju untuk menjawab soal dari Bapak Wakil Direktur

Begitulah Gontor mendidik santri dan santriwatinya. Dengan pendidikan yang diberikan, tak lain adalah kunci-kunci menuju akar, bukan pintu terbuka yang berisi daun dan buah-buahan. Dengan prinsip kompilasi dari catur pendidikan pula—masyarakat, masjid, sekolah, dan keluarga—semakin banyak hal-hal di luar sana yang mencoba menggontorkan citranya.

Dalam pidato Pimpinan Pondok Modern Dassalam Gontor di kelas besar yang diadakan di Auditorium Gontor Putri Kampus 1 sehari sebelumnya pun, K.H. Hasan Abdullah Sahal menyebutkan bahwa Gontor bertahan dengan kuat menjunjung tinggi kegontorani nya, “Kamu punya jati diri, bina diri, harga diri, tahu diri akhirnya jaga diri, tahan diri. Maka selamat dunia akhirat. Kebalikannya, tidak punya jati diri, tidak bina diri, tidak tahu diri, ingin unjuk diri. Maka, tidak laku, akhirnya bunuh diri, gantung diri.” Ujar beliau dalam pidatonya.

Ujian diadakan sebagai tolak ukur pemahaman atas masa belajar yang sudah dilalui sebelumnya. Dan pula, ujian bagi para santriwati pun ujian bagi seluruh warga yang hidup di pondok. Gontor memang berdiri untuk mendidik generasinya, menjadi pendidik dimanapun berada. Karena bagaimanapun, seperti apa yang disebutkan oleh Trimurti, Andaikata muridku tinggal satu, akan tetap kuajar, yang satu ini sama dengan seribu, kalaupun yang satu ini pun tidak ada, aku akan mengajar dunia degan pena.

 

Noorajavi

Popular Articles