PEMBUKAAN PENDAFTARAN SANTRIWATI BARU DI GONTOR PUTRI 2

Pembukaan pendaftaran santriwati baru di Gontor Putri 2 dibuka secara resmi pada tanggal 2 Mei 2012 oleh Pengasuh Gontor Putri 2 Ust. Suwarno TM, S.Ag. Acara diselenggarakan didepan gedung Beirut yang dihadiri oleh seluruh staf guru  sejumlah 135 orang yang merupakan panitia pendaftaran santriwati baru tersebut.

Pendaftaran dibuka setiap hari mulai dari jam 08.00 pagi s/d 12.00 dan pada malam hari mulai jam 20.00 s/d 22.00 malam. Sebelum mendaftar seluruh calon santri beserta wali diwajibkan untuk mengikuti pengarahan dikediaman pengasuh Gontor Putri 2, dengan tujuan agar tidak ada kesalah fahaman dan salah niat untuk datang ke Gontor. Setelah menyelesaikan administrasi pendaftaran, santri langsung mengikuti ujian penentuan kelas guna mempermudah staf guru dalam membimbing. Kurang lebih 1 s/d 2 bulan para guru berjibaku membimbing para calon santri khususnya bagi santri yang belum lancar membaca Al-Qur’an, karena syarat utama untuk lulus ujian penerimaan masuk ke Gontor Putri adalah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, setelah itu dapat menulis tulisan arab, berhitung dan bahasa Indonesia dengan tujuan membentuk basic “Ulama yang intelek bukan intelek yang tahu agama”.

Sebelum peresmian pembukaan pendaftaran diselenggarakan jumlah santriwati yang sudah mendaftar sebanyaK 214 orang. Semakin banyak yang mendaftar semakin besar kepercayaan yang diberikan masyarakat terhadap Pondok Modern Darussalam Gontor maka semakin besar juga tanggung jawab Gontor terhadap umat Islam.

Pada hari Ahad, 1 Juli 2012 pendaftaran terpaksa ditutup karena fasilitas yang tersedia tidak mencukupi sesuai dengan jumlah calon santriwati. Pondok tampak sangat padat dengan jumlah 2371 calon santriwati yang melebihi kapasitas ruang gerak Gontor Putri 2. Sekitar 648 anak yang tidak mendapatkan kamar yang telah disediakan, sehingga panitia harus merubah gedung Granada dan Al-Azhar menjadi kamar yang sebenarnya merupakan ruang kelas. Sedangkan kelas-kelas yang ruangannya dijadikan kamar harus pindah ke depan rayon dan masjid. Tidak sedikit calon santriwati yang mengundurkan diri karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan teman-temannya dan belum sanggup untuk berpisah dengan orangtuanya. Kemandirian yang ditanamkan pada jiwa calon santriwati

tidak hanya harus berpisah dari orangtua namun mereka dididik untuk menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang mereka hadapi sehingga lahirlah generasi-generasi berjiwa mandiri, percaya diri, berpendirian teguh dan siap setiap saat.