Date:

Share:

Miss Sport : Membentuk Karakter bagi Duta para Ummat

Related Articles

Menjadi duta yang mampu mewakili kawanannya adalah salah satu hasil didikan Gontor yang dapat ditemukan pada seluruh murid didik telah menimba pendidikan dan pengajaran di ranah miniatur kehidupan itu. Hal tersebut benar-benar bisa dilihat dari siapapun, pun dari santriwati tahun pertama, mahasiswa-santri, hingga para asatidz dan ustadzah. Karena menjadi duta, berarti mampu untuk menyiratkan kemauan dan kemampuannya, serta mampu menjaga kepercayaan yang diamanahkan oleh orang­-orang disekitarnya.

Salah satu peserta menjawab soal dalam Babak pertama Miss Sport UNIDA 2018
Salah satu peserta menjawab soal dalam Babak pertama Miss Sport UNIDA 2018

Adalah Miss Sport, acara yang diadakan oleh Dewan Mahasiswi Universitas Darussalam (DEMA UNIDA) Devisi Mantingan Darussalam Gontor Putri Kampus 2 bagi seluruh mahasiswi guru Gontor Putri Kampus 2 ini datang sebagai lomba utama dalam kegiatan DEMA CUP yang sudah berjalan sejak seminggu sebelumnya.

Sebagai lomba perdana, DEMA UNIDA Gontor Putri Kampus 2 patut diacungi jempol. Faktanya, lomba berbasis ‘duta’ biasanya datang dengan kandidat yang dipilih dari setiap angkatan. Tapi DEMA tahun ini memilih cara yang berbeda. Pemilihan kandidat bersifat lebih selektif dengan kandidat yang akan didatangkan dari mereka yang memiliki kemampuan dan kemauan lebih dalam mengapresiasikan dirinya dalam kompetisi di DEMA CUP. Artinya, siapa saja yang aktif dalam berbagai perlombaan, maka ia layak untuk menjadi kandidat Miss Sport 2018. Dengan itu, sejak DEMA CUP diadakan, panitia benar-benar memulai penyeleksian untuk menemukan siapa yang benar-benar berniat untuk menyinarkan cahayanya dengan berpartisipasi dalam berbagai lomba yang diadakan di DEMA CUP.

Hingga malam itu, tepat pada Senin, 10 Jumada Tsaniyah 1439 H/ 26 Februari 2018 perlombaan Miss Sport diadakan. Datang disana nama-nama peserta yang tak ayal memang sering menampakkan wajahnya dalam berbagai lomba di DEMA CUP. Mereka adalah Al-Ustadzah Nurfadilla Eka (Tarbiyah/ PAI 2), Al-Ustadzah  Hartuti Hindun (Syariah/ HES 2), Al-Ustadzah Mila RIzki Aulia (Ushuluddin/ IQT 2), Al-Ustadzah Siti Nasriyah (Syariah/ PMH 2), Al-Ustadzah Wiga Ananda (Tarbiyah/ PAI 4), serta Al-Ustadzah Anik Agustin (Ushuluddin/ IQT 6).

Antusiasme penonton pun mulai meramaikan Aula Pertemuan Gedung Beirut yang kala itu menjadi saksi bisu atas kompetisi bergengsi itu. Bebagai pertanyaan seputar olahraga dilontarkan oleh moderator kepada masing-masing kandidat, kemudian dilanjutkan dengan babak rebutan.

Di penghujung acara, akhirnya takhta Miss Sport menemukan empunya. Samir merah menyala tanda simbolisasi Miss Sport itu disematkan kepada Al-Ustadzah Siti Nasriyah, diikuti setelahnya Al-Ustadzah Nurfadilla Eka sebagai peringkat kedua, dan Al-Ustadzah Hartuti Hindun di peringkat ketiga.

Begitulah Gontor mendidik seluruh santri-santriwatinya. Didikan yang membentuk karakter dan mental, sehingga dapat menjadi seseorang yang benar-benar menjadi duta bagi ummat.

 

Noorajavi

Popular Articles