Date:

Share:

Selamat Jalan, Ustadzah Farida

Related Articles

 

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.

Gontor Putri berkabung. Berita yang sangat mendadak di tengah suasana ujian tulis ini menghentikan sesaat belajar malam santriwati untuk kemudian berkumpul di masjid. Bukan hanya guru dan santri saja, masyarakat yang pernah mengenal sosok Ustadzah Noor Farida turut mengucapkan salam terakhir pada pukul sepuluh Senin malam lalu (1/5).

Ustadzah Farida menutup usianya yang ke-lima puluh delapan setelah menunaikan sholat ba’diyah Isya’ yang diteruskan dengan wirid di masjid Mahronnisa. Beliau ditemukan terbujur kaku oleh satpam yang akan mematikan lampu masjid. Beberapa guru senior memastikan keadaannya dan membawa almarhumah menuju puskesmas terdekat sebelum dibawa ke BKSM Gontor Putri 1 untuk dimandikan.

Paginya Ustadzah Farida masih mengikuti upacara pembukaan ujian tulis dan perkumpulan ibu-ibu madamat di Aula Aisyah guna pembagian zona keliling kebersihan asrama santriwati, berbelanja kepentingan TK Assakinah dan Maghrib-Isya’ berjamaah di Mahronnisa. Tidak ada keluhan sakit apapun kecuali sedikit pegal pada siang hari. Istri dari almarhum Ustadz Sutadji Tadjuddin, perintis dan Direktur KMI Gontor Putri ini wafat dengan husnul khatimah. Insya Allah.

Ustadzah Hj. Noor Farida dikenal sebagai Ibunda, guru serta nyai seluruh alumni dan santriwati Gontor Putri. Sosok yang ramah ini sudah menemani Ustadz Sutadji sejak masih di Gontor dan diamanahi untuk mulai membuka Gontor Putri pada tahun 1988-1999 sehingga dapat resmi dibuka pada tanggal 31 Mei 1990. Masa ketika tanah Mantingan masih gersang dan kering, dimulai pendaftaran hingga usia pondok yang akan menginjak 27 tahun. Ibunda adalah saksi sejarah. Beliau kini meninggalkan 6 orang anak, yaitu Silvi Suraya, Ulfa Hanim, Shofi Mubarak, Hifni Nasif, Husni Dzahabi dan Syahrozad Hunaifa.

Setelah wafatnya almarhum Ustadz Sutadji pada tahun 2010, salah satu tim revisi pelajaran Nisaiyyah ini tetap berada di Gontor Putri dan aktif dalam kegiatan pondok, baik akademis maupun sosial. Beliau juga mendirikan yayasan As-Sakinah yang letaknya tak jauh dari kampus Putri 2.

Dengan proses yang cepat, setelah disholatkan di masjid jami’ Gontor Putri 1 jenazah dibawa ke Gontor untuk dimakamkan. Semoga seluruh amal perbuatannya diterima di sisi Allah SWT. Selamat jalan, ibu. dee.

 

Popular Articles