Date:

Share:

Perkuliahan Semester Genap Resmi Dibuka

Related Articles

IMG_0130
Pembukaan Perkuliahan Semester Genap UNIDA Kampus Mantingan

Mantingan– Tak terasa liburan perkuliahan semester ganjil telah usai, Kampus UNIDA Mantingan kembali ramai oleh mahasiswinya yang sudah sangat bersemangat untuk melanjutkan perkuliahan pada semester genap. Tepat pada Rabu sore (05/12), Universitas Darussalam Gontor Kampus Mantingan mengadakan Kuliah Umum dan Pembukaan kembali aktivitas perkuliahan bagi mahasiswi pada semester genap di Aula Gontor Putri Kampus 1, dengan diikuti oleh seluruh mahasiswi Kampus Mantingan (Gontor Putri 1, 2 dan 3).

Acara dimulai pukul 16.15 dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an, dan dibuka oleh Al-Ustadz DR. KH. Fairuz Subakir Ahmad, M.A selaku Direktur KMI Gontor Putri Kampus 1, “Jangan bergerak setelah dimotivasi, tapi bergeraklah supaya anda termotivasi.” begitulah kutipan dari sambutan yang beliau sampaikan, bahwa mahasiswi guru harus terus bergerak agar termotivasi berkarya setinggi mungkin dan selalu menjadi uswatun hasanah terhadap anak didiknya. Karena selain berstatus mahasiswi, mereka juga mengajar di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 dan 2 (Mantingan), serta Gontor Putri kampus 3 (Widodaren).

Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian Kuliah Umum oleh Bapak Pengasuh UNIDA Kampus Mantingan, Dr. Nur Hadi Ihsan, MIRKH sekaligus membuka aktivitas perkuliahan pada semester genap periode tahun ajaran 1439-1440/2018-2019. Dengan ini aktivitas perkuliahan Kampus Mantingan kembali aktif seperti sedia kala.

Dalam kuliah umum tersebut, beliau banyak menerangkan tentang Konstruk Epistimologi Sufi Masa Awal,

Masalah epistimologi kontemporer (The Problem of Contemporary Epistimologi) adalah ketika  epistimologi Barat itu masuk dalam tradisi bacaan kita terhadap wacana-wacana keilmuan Islam, menggunakan tradisi Barat dengan bacaan-bacaan. Ketika Barat kemudian meletakkan epistimologi baru dalam bangunan sekularisme dan liberalisme yang seperti itu, ini tidak benar. Ilmu-ilmu Islam, kajian-kajian dan metode-metode menjadi rancu sehingga worlview Islam dengan worldview yang sekelur itu tercampur. Itulah kemudian perlu dilakukan agenda, program atau kegiatan yang disebut dengan Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Islamisasi ilmu itu adalah islamisasi ilmu-ilmu kontemporer, sebab ilmu-ilmu yang ada dalam tradisi Islam klasik itu sudah based on right,  based on muslim cultural tradition, itu sudah Islami. Sebagian besarnya yang kemudian terbangun dan terpengaruhi oleh worldview dan tradisi pemikiran Barat, itulah yang harus diislamisasi. Maka itulah pentingnya epistimologi.”

Selain banyak menarik perhatian para mahasiswi dengan pikiran-pikirannya, beliau juga banyak menyampaikan pesan kepada mahasiswi agar mereka berjuang dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti aktifitas perkuliahan, khususnya pada satu semester mendatang.

Popular Articles