Date:

Share:

Mewujudkan Kader Mu’alimah yang Unggul dalam Praktek Tarbiyah Al-Amaliyah

Related Articles

Gontor – Sebuah lembaga pendidikan dengan Kulliyatu-L-Mualimat-Al-Islamiyah (KMI) sebagai sistem yang selalu dipertahankan hingga kini, mempunyai tujuan bukan sekedar menjadi tempat menuntut ilmu, tetapi juga membentuk para santrinya agar siap menjadi pendidik masyarakat. Istilah ‘pengajaran’ dalam KMI bukan sebatas penyampaian dan transformasi ilmu pengetahuan saja, namun harus diikuti dengan pembentukan kepribadian, pendidikan budi pekerti, penanaman nilai budi luhur, dan keihlasan.

Sebagai santriwati tahun terakhir, kelas 6 ditempa dan dicetak agar mampu menjadi kader mu’alimah yang siap mengabdi pada masyarakat. Maka demi terciptanya figur pendidik yang unggul, siswi akhir harus melalui ujian praktek mengajar atau Tarbiyah-Al-Amaliyah. Sebelum menempuh proses praktik mengajar ini, santriwati kelas 6 diwajibkan untuk mengikuti pengarahan dari Bapak Pengasuh, Bapak Direktur KMI dan para Asatidz. Dilanjutkan dengan ujian pelajaran tarbiyah, demi mengasah pengetahuan mereka dalam hal belajar mengajar.

Tepat pada hari Rabu (21/1/20) praktik Tarbiyah Al-Amaliyah perdana bagi santriwati kelas 6 KMI resmi dimulai, dan digelar di beberapa titik. Diantaranya adalah di Auditorium Gontor Putri 1 oleh Alya Zulfani (6B), Aula Kulliyatu-L-Banat oleh Fadhillah Ma’munah (6C), Burj Fath lt. 3 oleh Cantika Zukhrufa (6E) dan Aula Kopda lt. 3 oleh Siti Muflihatur (6B). Tujuan utama diadakannya praktek mengajar perdana ini supaya menjadi contoh dan gambaran dalam pelaksanaan kegiatan mengajar yang baik dan benar.

Praktik Tarbiyah Al-Amaliyah Perdana

Kegiatan ini dilanjutkan dengan praktek mengajar selama 9 hari, terhitung sejak 25 Januari 2020 hingga 3 Februari 2020 dengan pembimbing yang terdiri dari; asatidz, ustadzah tahun ke-5 dan tahun ke-4. Seusai praktek mengajar di kelas, kegiatan dilanjutkan dengan darsu naqd atau evaluasi dari praktik mengajar yang telah dilaksanakan. ini disampaikan oleh masing-masing muntaqid/at yang mengikuti proses praktik mengajar tersebut.

Guru bukan sekadar guru, namun ia harus memiliki peran sebagai Teacher, Manager, dan Leader. Dalam praktek mengajar, kelas 6 tidak hanya diarahkan supaya dapat menyampaikan ilmu, namun juga harus mampu me-manage waktu dan dirinya sendiri dalam persiapan mengajar. Selain itu diharapkan juga dapat mempunyai jiwa kepemimpinan, dengan menjadi pengatur dalam kegiatan belajar mengajar bagi para murid di kelasnya.

Penggunaan alat peraga sebagai salah satu metode pembelajaran yang efektif

Metode-metode pangajaran di Gontor bukan asal ditetapkan begitu saja, namun telah teruji berdasarkan pengalaman-pengalaman yang panjang. Apabila salah seorang santriwati mendapatkan satu pelajaran dalam praktek mengajar, bukan berarti dia hanya dapat menguasai metode pengajaran itu saja. Setiap calon pengajar dituntut untuk menguasai metode seluruh mata pelajaran, itulah tujuan diadakannya pembagian yang variatif dalam satu kelompok amaliyah tadris agar masing-masing dapat memahami secara keseluruhan.

“Sebaik-baik pemimpin adalah yang mempunya jiwa pendidik. Setiap pemimpin pasti mempunyai jiwa pemimpin, tapi tidak semua pemimpin mempunyai jiwa pendidik.”

– Al-Ustadz K.H. Ahmad Suharto, M.Pd.I

kamilaisl

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Popular Articles