MANTINGAN- Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1, kembali mengadakan acara pemilihan utusan konsulat (13/01) dan dialog lima besar (15/01) menjelang pergantian kepengurusan OPPM (Organisasi Pelajar Pondok Modern) yang baru.
Para santriwati berkumpul di aula pertemuan setelah jam ke-2 pelajaran kelas, hari itu memang sangat dikhususkan para santriwati tidak hanya mendapat pelajaran dalam kelas kecil tetapi santriwati juga mendapatkan pengalaman dan pembalajaran baru dalam kelas yang lebih besar, karena pendidikan menurut Gontor bukan hanya yang dipelajari di dalam kelas saja, semua yang kau lihat, dengar, dan rasakan merupakan sebuah pendidikan .
“Salah satu Program di PMDG ini adalah pendidikan kemasyarakatan, pendidikan kepemimpinan, pendidikan keorganisasian dan pendidikan kaderisasi. Gontor mendidik dengan pendidikan yang komphrehensif” berikut sedikit kutipan pidato Wakil Pengasuh Gontor Putri Kampus 1 Al-Ustadz K.H Ahmad Suharto, M.Pd.I
Setelah para santriwati mendengarkan pesan dan nasehat dari Bapak Wakil Pengasuh dan Wakil Direktur KMI dengan sangat bersemangat dan penuh gairah, para santri langsung menuju tempat pemilihan konsulatnya masing-masing. Dengan bimbingan penuh para pembimbing acara ini berjalan dengan khidmat.
Setelah utusan konsulat terpilih, mulailah utusan konsulat ini di saring untuk menentukan ketua OPPM selanjutnya, pada tahap ini akan terjadi 2 kali pemilihan, pemilihan pertama untuk memilih perwakilan provinsinya masing-masing, perwakilan 2 orang dari setiap provinsi, sehingga di tahap pertama ini terdiri dari 10 kandidat, selanjutnya tahap ke-2 memilih perwakilan yang telah di pilih untuk disaring menjadi 5 besar.
Pada saat ini lah, kemampuan perwakilan 5 besar ini diuji dalam segi bahasa, pemikiran, dan konsep, dalam dialog 5 besar. Pertanyaan seputar permasalahan yang terjadi dan bagaimana penyelesaiannya jika mereka menjadi seorang pemimpin.
Beginilah cara Gontor mendidik dalam segala bidang dan juga mengestafetkan tongkat kepemimpinannya “patah tumbuh hilang berganti, sebelum patah sudah tumbuh sebelum hilang sudah berganti”. sugria
