Date:

Share:

GSD: Bahasa, Seni dan Mentalitas

Related Articles

Sarana pendidikan di Gontor bukan hanya dari sisi akademis saja, namun juga non akademis yang memicu pembentukan karakter santriwati. Hal inilah yang ditekankah oleh Wakil Direktur KMI, Ustadz Fairuz Subakir Ahmad dalam pembukaan Gebyar Seni Darussalam (GSD) pada Jum’at (23/12) lalu. GSD merupakan perlombaan persahabatan antar kelas empat dan tiga intensif yang dibungkus dalam bentuk drama dua bahasa, yakni bahasa Arab dan bahasa Inggris. Bukan hanya dari aspek bahasa saja, penilaian juga memperhatikan aspek kreativitas serta nilai-nilai yang terkandung dalam drama. Ustadz Fairuz juga mengatakan bahwa GSD ini sebagai pembentukan mental disamping karakter.

GSD yang dilaksanakan lima hari setelah perpulangan awal tahun ini memang membutuhkan persiapan ekstra dari kelas empat dan tiga intensif. Pada tahun ini kelas empat tampil pertama dengan tema Muslim di Korea Selatan, sedangkan tiga intensif mengusung cerita fiktif mengenai dua kerajaan Hindu dan Islam di India. Selepas siang juri mengumumkan nilai dan beberapa evaluasi dari acara ini. “GSD bukan ajang untuk mengetahui siapa yang lebih baik dari siapa. Namun GSD adalah sarana kalian untuk belajar lebih dalam beberapa aspek kesenian dan bahasa,” tutur Himmatul, salah satu dewan juri. Kelak di tahun depan segala evaluasi dalam GSD ini akan melengkapi kedua angkatan tersebut saat sudah menjadi kelas lima di Drama Arena. Tampil menjadi aktris terbaik dalam GSD ini adalah Flora Riski (3 intensif C) dan Imama Umu (4B) dee

Popular Articles