Date:

Share:

Fathul Kutub : Ajang Pengaplikasian Bahasa Arab Santri

Related Articles

Darul Ma’rifat – (19/09/20) Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi siswa kelas enam Virtuous Generation, kenapa tidak?, hari ini dibukanya acara fathu-l-kutub, acara ini akan menjadi ajang penerapan Bahasa Arab secara tulisan maupun lisan dengan intensif. Pembukaan fathu-l-kutub tahun ini bertepatan  dengan berdirinya pondok Gontor, yang menambah spesialnya hari ini yaitu bertepatan juga dengan ulang tahun salah satu pimpinan pondok Gontor yaitu Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi MA, (Semoga beliau selalu dalam lindungan Allah). Amin.

Pada kesempatan kali ini, fathu-l-kutub kelas enam sedikit berbeda, karna dibuka secara online (Zoom Meeting), dan diikuti oleh seluruh kampus seluruh indonesia, acara dibuka secara resmi oleh ayahanda K. H. Hasan Abdullah sahal, beliau berpesan agar seluruh santri senantiasa menekuni dunia membaca dan menulis, karena sejatinya membaca adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak boleh hilang, seperti yang dikatakan dalam pepatah arab, لَا خَيْرَ فِي عِلمٍ لَيْسَ فِيْهِ تَفَقُّهٌ  (tidak ada kebaikan dalam suatu ilmu yang tidak didalami (pembelajarannya) ) dan K. H. Masyhudi Subari MA Selaku direktur KMI (kulliyyatu-l-Muallimin Al-islamiyah) juga menambahkan motivasi dan arahan bagi santri-santri kelas enam, beliau berpesan kepada santri kelas enam agar menjadi generasi yang berbudi luhur dan berakhlak mulia, dengan cara banyak membaca.

Fathu-l-kutub di Pondok Gontor Kampus 3 diadakan di BPPM (Balai Pertemuan Pondok Modern) selama satu minggu, pagi dan malam hari, guna melatih santri kelas enam dalam membaca dan memahami ‘kitab kuning’, adapun materi yang akan dipelajari diantaranya, Aqidah, Tafsir, Hadits dan Fiqih. Antusias kelas enampun sudah nampak saat acara pembukaan berlangsung, semua memperhatikan dan menulis apa yang disampaikan oleh para asatidz dan pembimbing, karna bagi kelas enam sendiri, fathu-l-kutub bukanlah hal yang baru, karna sebelumnya, ketika mereka duduk di bangku kelas enam mereka sudah dikenalkan dengan kitab kuning, meki hanya pengenalan, setidaknya mereka sudah memiliki pengalaman sebelumnya.

Membaca kitab kuning tidaklah mudah, santri dituntut untuk tekun dan memiliki pengetahuan yang luas khususnya  dalam Bahasa Arab, termasuk penguasaan materi yang harus mereka tulis berikut penjelasannya nantinya. Kelas enam dibagi menjadi 24 kelompok, setiap kelompok terdiri dari sembilan sampai sebelas santri, dan setiap kelompok didampingi oleh satu pembimbing. Selain belajar, fathu-l-kutub juga menjadi ajang kebersamaan dan menambah kedekatan antara guru pembimbing dengan santri kelas enam Virtuous Generation. HasanHabiby

Popular Articles