Date:

Share:

Penataran Guru Baru, Ajang Pembentukan Guru Berkualitas

Related Articles

KAMPUS  2 – “…Guru Gontor itu di Gugu dan Ditiru, baik oleh teman maupun santrinya bahkan oleh masyarakat sekalipun harus bisa menjadi contoh, untuk itu harus ditatar dengan baik dan dengan sistem yang baik pula…” , ungkap KH Syamsul Hadi Abdan disela pidatonya pada Pembukaan Penataran Guru Baru 2017 di Kampus 2.

KH Syamsul Hadi Abdan membuka Penataran Guru Baru 2017.
KH Syamsul Hadi Abdan membuka Penataran Guru Baru 2017.

Seakan tak pernah berhenti dari kegiatan, Pondok Modern Darussalam Gontor selalu mengisi hari dengan sesuatu yang bermanfaat. Jum’at (30/6), Penataran Guru Baru Kulliyatul Muallimin Al Islamiyah dibuka oleh Bapak Pimpinan, KH Syamsul Hadi Abdan. Tak hanya beliau yang datang untuk menyampaikan beberapa nasehat, Bapak Direktur Kulliyatul Muallimin al-Islamiyah, KH Masyhudi Subari, M. A pun ikut hadir dan berpidato pada acara kali ini.

Guru baru Kulliyatul Muallimin Al Islamiyah yang menjadi peserta penataran pada tahun ini berjumlah 667 orang. Mereka disebar kebeberapa Kampus dalam Jawa maupun luar Jawa. Tak ketinggalan Kampus Aceh, Siak dan Poso menjadi destinasi pengabdian para guru baru ini. Mereka semua harus hadir dalam Penataran Guru yang akan dilangsungkan lima hari terhitung mulai tanggal 6 Syawwal dan ditutup pada 10 Syawwal 1438 H.

Pada acara ini para Guru Baru atau peserta penataran yang notebenenya Alumni tahun 2017, akan diberikan pelatihan-pelatihan yang nantinya akan berguna saat sudah resmi berstatus Guru Gontor. Mulai dari Tahsin Qiro’ah, Tahsin Lughoh, tata cara mengajar Alqur’an, dan bahkan cara membuat makalah perkuliahan serta lain sebagainya pun menjadi makanan para peserta penataran setiap harinya.

Sebelum acara dimulai, tepatnya Kamis Malam (29/6) diadakan Absen wajib serta pengumpulan barang elektronik, baik Telepon genggam maupun laptop. Hal ini dimaksudkan agar peserta penataran bisa fokus untuk melahap semua materi yang disampaikan para Fulltimer.

Diakhir acara nanti, akan diadakan ujian sebagai syarat kelulusan peserta. Bukan hanya materi tiap acara, melainkan juga Ujian hafalan Ayat-ayat pilihan dalam Al-Quran dan tentunya doa bacaan setelah Sholat.

“…bagi yang belum lulus tidak diperbolehkan untuk mengajar, walaupun lulusnya Mumtaz jika tidak mengikuti acara ini, tidak juga diperbolehkan mengajar…”, papar KH Masyhudi Subari menegaskan akan pentingnya acara ini.  EMHA DIT

Popular Articles