Date:

Share:

Kuliah Shubuh 6 Ramadhan 1444 H, oleh Al-Ustadz Dr. H. Mulyono Jamal, M.A..

Related Articles

Keikhlasan adalah satu panca jiwa di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang senantiasa diajarkan kepada santri-santrinya sehingga sudah tak asing lagi dengan jiwa keikhlasan tersebut. Keikhlasan begaikan bibit yang terus menerus ditanamkan dalam diri seorang santri. Namun yang menjadi pertanyaannya, apakah bibit yang telah ditanam bertahun-tahun tersebut telah berbuah? Maka perlu bagi kita untuk memahami kembali apa makna dari Ikhlas yang telah ditanamkan dalam diri kita.

Kata ikhlas sendiri tidak jauh maknanya dari kemurnian. Jika kita aplikasikan ke dalam emas, emas murni berarti emas yang komposisinya tidak tidak tercampur dengan logam apapun. Maka niat yang ikhlas adalah niat yang tulus, murni hanya untuk Allah semata, didorong dari hati tulus pula. Niat yang ikhlas juga merupakan pokok dari Tauhid atau mengesakan Allah dalam iman maupun ibadah.

Ikhlas sebenarnya merupakan konsekuensi dari dua kalimat syahadat yang telah kita ucapkan. Sebab dalam syahadat kita telah menyatakan bahwa hanya menyembah kepada Allah, dan mengerjakan ibadah tersebut mengikuti tata cara sesuai yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Salam.

Sebab dua hal yang tercantum dalam syahadat tersebut adalah syarat diterimanya sebuah amalan, yaitu niat yang murni hanya karena Allah, dan sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Sebaliknya, apabila kedua hal tersebut tidak ada, maka amalan yang kita kerjakan akan menjadi hampa dan kita termasuk ke golongan orang-orang yang merugi. Naudzunillahi min dzalik.

Barangsiapa menjalankan kebaikan sekecil apapun niscaya akan ada balasannya. Jangan sampai  justru timbangan amalan baik kita lebih ringan daripada amalan keburukan, sehingga kita termasuk golongan orang-orang yang celaka.

Perkuatlah keimanan kita dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah Allah turunkan, serta pahamkanlah dan jadikan siraman rohani untuk menyucikan jiwa kita agar mau berjuang sekuat-kuatnya, beribadah dan bekerja setulus-tulusnya, sehingga kita menjadi orang yang sholih. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

(Artikel: Mahadi, Foto: Rayza, Review: Riza Ashari).

Artikel Terkait:

Kuliah Shubuh 3 Ramadhan 1444 H oleh Al-Ustadz Agus Mulyana

Kuliah Shubuh 2 Ramadhan 1444 H oleh Al-Ustadz Noor Syahid, M.Pd..

Popular Articles