Date:

Share:

Nasehat Kiai Syamsul dalam Penutupan Tarbiyah Amaliyah Guardian Generation

Related Articles

Banyak yang terjadi antara ujian dan kesyukuran. Ujian dimulai, dilalui, dan diakhiri, lalu kita syukuri. Ujian Syafahi, tahriri, sampai Paper nanti akan seperti itu.

Inilah pondok kita, almahadu laa yanaamu abadan. Banyak yang diujikan dan banyak yang disyukuri. Setiap selesai tugas kita syukuri lagi. Selalu begitu, kalian lalui sampai 6 tahun.

Ada cerita orang dulu yang sudah berkeluarga. Cerita ini banyak terjadi. Dulu orang berkeluarga memiliki banyak anak, bisa sebelas, dua belas dst. Karena banyak anak orang tua sibuk terus, antara bahagia dan susah. Selalu berganti, tidak selalu susah dan tidak selalu bahagia. Orang tua dituntut banyak kerjaan. Kadang-kadang ketika tidak ada uang mereka susah mencari uang. Sehari-hari menjadi hakim memutusi anak-anak yang banyak ini. Dalam situasi ini banyak yang menghibur.

Ini dipakai di pondok ini. Tidak ada waktu yang kosong. Selalu di dalam acara. Antara ujian, syukur, selesai, gembira lagi. Maka saya katakan kemarin, ketika anak-anak ujian mereka senang dan sehat. Berbeda dengan orang yang tidak punya kerjaan. Tidak banyak perubahan.

Orang yang banyak kesibukan, akan lebih banyak berkahnya. Akibatnya orang yang diikuti oleh kesibukan yang amat banyak itu sehat badan dan rohaninya. Banyak kerjaan, banyak amalannya. Kalian shalat 8 raka’at dengan yang 2 raka’at berbeda pahalanya.

Banyak orang yang diberi waktu cuma 5 tahun, masih anak-anak sudah meninggal. Begitu pun ada yang sampai 30 tahun, 50 tahun, dst. Lebih baik umur panjang dan banyak amalan. Dosa kita kalau dikasih umur tapi tidak kita kerjakan dengan sebaik-baiknya. Jadikan hidup kita banyak manfaatnya, bisa menjadikan kita awet muda.

Jangan sampai ada yang menyia-nyiakan waktunya. Jangan berhenti sampai satu pekerjaan, tapi lanjutkan lagi ke pekerjaan selanjutnya. Jangan anggap pekerjaan selanjutnya lebih mudah dari yang kita hadapi sekarang. Ujian kelas 6 itu berbeda, kalau kelas 6 yang diuji 2 orang, tidak seperti siswa Kelas 1-5. Bersungguh-sungguh! yang tahu kemampuanmu itu pengujimu nanti.

Harus serius dan dipersiapkan secara maksimal. Bahkan dulu ada ancaman dari pak Zar,  “Mereka-mereka yang tidak siap dalam ujian Syafahi keluarkan! Masa ditanya materi kelas 1 GK bisa”. Maka hadapilah dengan serius. Inilah Gontor untuk mendidik anak-anaknya. Semua materi yang akan dibawa ke masyarakat akan diujikan di kelas 6 ini. Dimana pondok yang sedetail ini dalam menguji?.

Baca sebanyak-banyaknya!

Jangan sampai ada di antara pelajaran-pelajaran yang kalian anggap remeh, tidak penting, dalam semua acara. Ini semua sudah diatur dan dirancang oleh Trimurti.

Jangan sampai waktu yang sesempit ini digunakan untuk hal yang macam-macam. Dan jangan lupa juga ibadah, seperti yang saya sampaikan malam lalu, Allahumma Ainni ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadatika. Dan terakhir, Minta kesabaran dan ketabahan dalam menjalani ujian ini. AaRum

Previous article
Next article

Popular Articles