Date:

Share:

Jiwa Kebebasan Pondok Pesantren

Related Articles

Salah satu hal yang terdapat dalam panca jiwa Pondok Pesantren Darussalam Gontor adalah jiwa bebas. Panca Jiwa merupakan lima dasar yang merupakan landasan ideal bagi kehidupan pondok pesantren yaitu: keikhlasan untuk semata-mata hanya untuk ibadah kepada Allah dalam mengerjakan suatu pekerjaan; kesederhanaan yaitu sesuai dengan apa yang dibutuhkan, wajar, serta tidak berlebihan dalam segala hal; kemandirian dalam kelembagaan, sistem, kurikulum, hingga mandiri dalam perekonomian pondok; ukhuwah Islamiyah yang tulus antara penghuni pondok dari Kyai, guru-guru, dan para santri; serta kebebasan dalam menentukan masa depan bagi diri sendiri, bebas dari pengaruh penjajah dan pengaruh luar yang negatif.

Pondok Modern Darussalam Gontor senantiasa mendidik santri-santrinya untuk memiliki jiwa yang bebas yaitu bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam memilih pilihan hidup untuk masa depannya, serta bebas dari pengaruh eksternal yang negatif bagi dirinya. Jiwa bebas yang telah pondok ajarkan merupakan jiwa bebas yang positif, dalam artian kebebasan yang diajarkan bukanlah kebebasan yang sebebas-bebasnya yang menjerumuskan pada ajaran liberalisme, tetapi merupakan kebebasan yang positif yang dibatasi oleh disiplin dan sunnah Pondok Modern Darussalam Gontor.

Kebebasan seseorang juga dibatasi oleh kebebasan orang lain sehingga seseorang tidak bisa untuk melakukan sesuatu semaunya karena kebebasannya dalam melakukan sesuatu ada batasnya tersendiri bagi orang lain. Hal ini sebagaimana yang tertulis dalam pepatah bahasa arab yang berbunyi:

حُرِّيَّةُ الْمَرْءِ مَحْدُوْدَةٌ بِحُرِّيَّةِ غَيْرِهِ

“Kebebasan seseorang itu terbatasi oleh kebebasan orang lain”

Maka penafsiran makna dari ‘Jiwa Bebas’ haruslah mengenai hal-hal yang positif. Mengikuti disiplin, norma, dan tata kelakuan di tempat orang tersebut berpijak. Tidak menjadi orang yang terlalu bebas sehingga kehilangan arah, tujuan hidup, atau prinsip. Dan selain itu ada juga yang terlalu bebas untuk dipengaruhi, dia berpegang teguh dengan apa yang dianggapnya benar dan menguntungkan pada zamannya, sehingga dia tidak hendak untuk menoleh ke keadaan sekitar dan tidak memperhitungkan masa depannya lagi. Akhirnya dia tidak bebas lagi, karena dia mengikatkan diri kepada yang diketahuinya saja tanpa mencoba hal yang lainnya.

Kebebasan yang berpendidikan dan beretika sesuai dengan syari’at Islam yang telah Pondok Modern Darussalam Gontor ajarkan kepada santri-santrinya. Sehingga mereka memiliki sikap berani mencoba hal yang baru, berani menghadapi tantangan, dan berani untuk membuat agama Islam bebas dari belenggu pengkafiran yang selama ini terjadi.

Jiwa kebebasan sebagaimana yang dikutip dari perkatan KH. Hasan Abdullah Sahal, “Jiwa kebebasan bukan untuk menyampal, tetapi untuk memerdekakan diri dari keterikatan, ambisi, dan ketergantungan”. Wallahu A’lam.

 

Oleh : Muhammad Akmal Najemi

Editor : Al-Ustadz M. Taufiq Affandi, M. Sc.

Related Articles :

Pendidikan Ukhuwah Islamiyah di Gontor

Panca Jiwa : Landasan Kehidupan Pondok Pesantren

Olahraga dan Seni Tunjang Perkembangan Santri

Popular Articles