Date:

Share:

Utusan Gontor Ikuti Penataran di LIPIA

Related Articles

JAKARTA—Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mengirimkan tiga ustadz untuk mengikuti penataran yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta Selatan, Sabtu (31/10) lalu. Ketiganya telah mengajar beberapa bidang studi keislaman di Gontor selama bertahun-tahun. Mereka adalah Ustadz H. Edy Kusnanto, Ustadz Drs. Hamim Syuhada dan Ustadz Jarman Arroisi, S.Ag. Menurut keterangan Ustadz H. Edy Kusnanto yang sempat ditemui Gontor Online di rumahnya, jumlah peserta yang mengikuti acara ini mencapai 120 orang. Mereka juga merupakan utusan dari pondok pesantren, organisasi-organisasi masyarakat (ormas) Islam dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mendapatkan undangan dari LIPIA.

Penataran ini disebut dengan “ad-Daurah at-Ta’hiiliyyah al-Uula lil-Aimmah wa Mu’allimi-l-‘Uluum as-Syar’iyyah wa-l-‘Arabiyyah”, yakni Penataran I untuk Para Imam dan Pengajar Ilmu Syari’ah dan Bahasa Arab. Acara yang berlangsung selama sembilan hari ini, Sabtu-Ahad, 31 Oktober-8 November 2009, diadakan untuk pertama kalinya di Kampus LIPIA. Dalam menyukseskan acara tersebut, LIPIA bekerjasama dengan Pusat Pelayanan Masyarakat dan Pendidikan Berkelanjutan, Universitas Islam Muhammad bin Saud. LIPIA sendiri merupakan salah satu cabang Universitas Islam Muhammad bin Saud yang berada di Indonesia.

Demi terwujudnya acara ini, panitia penyelenggara mengundang lima orang pembicara  dari Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud. Kelima orang itu adalah Dr. Abdul Karim Al Hamidy, Dr. Ibrahim Al Maiman, Dr. Abdurrahman, Dr. Razinur Razin dan Dr. Abdullah Al Lahidan. Sesuai dengan acaranya, materi yang mereka sampaikan meliputi masalah akidah, fiqh, cara-cara memanfaatkan berbagai sarana atau fasilitas modern untuk dakwah disertai pemaparan tentang kepandaian-kepandaian dasar berpidato maupun khutbah dalam rangka menyampaikan syariat Islam kepada masyarakat.

Di antara keterampilan berpidato yang disampaikan, Ustadz Edy menuturkan, agar orang tertarik, hendaknya kita jujur dan ikhlas ketika berpidato atau berkhutbah. Selain itu, kita haruslah memperhatikan tingkat pendidikan dan usia pendengar, memperhatikan jenis kelamin juga dan kondisi mereka; sedang senang atau sedih. “Kita benar-benar diajarkan bagaimana berdakwah dengan cara-cara yang halus dan menyentuh,” kata beliau.

Materi disampaikan selama 64 jam, ujar Ustadz Edy, yang terbagi ke dalam sembilan hari penataran. Acara berlangsung dari pagi, pukul 09.15 WIB, hingga menjelang shalat Ashar pada pukul 3.40 WIB. “Materi diajarkan dalam enam jam pelajaran setiap hari. Walaupun demikian, kami diberi waktu istirahat selama lima menit di antara setiap jam pelajaran,” ungkap ustadz yang menguasai pelajaran Ushul Fiqh ini sambil memperlihatkan jadwal acara penataran tersebut.

 
 

Popular Articles