Date:

Share:

Selalu Bersyukur dan Terus Bersabar

Related Articles

Selalu Bersyukur dan Terus Bersabar (2)Anak-anakku sekalian,
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hari-hari seperti ini, pada delapan puluh sembilan tahun yang lalu. Tepatnya tanggal 20 September 1926 atau 12 Rabiul Awwal 1345. Di tempat ini, di sawah-sawah sekitar kawasan ini, diteriakkan berdirinya pesantren ini. Pada saat itu, sedang bangkit-bangkitnya gerakan pemuda, sedang gencar-gencarnya gerakan kemerdekaan, gerakan anti pejajahan, gerakan-gerakan para ulama dalam usaha memerdekaan Indonesia, berdirilah pesantren ini. Pesantren ini berdiri dengan pekik “Bismillahi Allahhu Akbar!” menyingkirkan dukun-dukun, menyingkirkan berhala-berhala, dan menyingkirkan penjajahan.

Ini adalah skenario Allah. Ketika Allah merencanakan atau menginginkan sesuatu, maka Allah ciptakan sebab atau wasilah menuju apa yang diinginkan-Nya. Disini, di Gontor ini, harus berdiri tegak ajaran-ajaran Islam.
Kalau bukan karena hadirnya Trimurti, maka pesantren ini tidak akan pernah berdiri. Bukan seperti itu cara kita berfikir! Kalau seandainya tiga orang pendiri Gontor, K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fannanie, K.H. Imam Zarkasyi, dirasa Allah tidak siap untuk merintis pesantren ini, maka akan Allah siapkan tiga orang lain yang lebih baik demi berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor.
Muhammad tidak pernah mengatakan bahwa Islam tidak akan berdiri kalau bukan karena jasa dan perjuangannya. “Karena ada saya, maka Islam berdiri” Muhammad tidak pernah mengatakan demikian.
Allah telah berjanji, bahwa Al-Qur’an akan terus terjaga hingga kiamat datang. Kita lihat saat-saat ini, Al-Qur’an mulai ditinggalkan oleh umat Islam. Tidak lantas kemudian Allah membuat manusia serta merta mampu menghafal Qur’an. Namun, Allah ciptakan sebab-sebab yang akan menjadi penjaga Qur’an. Dengan berdirinya pesantren-pesantren tahfidh di berbagai tempat di belahan bumi. Ini bentuk dari wa inna lahu lahafidzun.
Semua yang ada di dunia ini adalah drama dan Allah yang menjadi sutradaranya.
Bukan karena saya ada, maka saya menjadi Pimpinan pondok. Tapi karena Allah telah mendesain skenario, kalau seandainya saya dipandang tidak cocok untuk menjadi pimpinan pondok. Maka Allah siapkan orang lain untuk menjadi pimpinan pondok ini.

Selalu Bersyukur dan Terus Bersabar (1)Anak-anakku sekalian,
Jangan kaget dengan sesuatu yang akan, yang sedang, dan yang telah terjadi. Karena Allah-lah yang menulis skenarionya. Jangan su’udzan dengan skenario Allah. Dibalik segala sesuatu yang kita alami, ada hikmah dari Allah yang sangat luar biasa.
Allah sangat mengetahui apa yang ada di depan dan apa yang ada di belakang. Tugas kita adalah memilih sesuatu yang baik bagi kita, sesuai dengan keterangan Qur’an dan Hadits. Dan membuang jauh-jauh segala sesuatu yang tidak baik bagi kita, sesuai dengan keterangan Qur’an dan Hadits. Dari setiap apa yang kita kerjakan, ada balasannya. Allah Yang Maha Adil, sangat tahu bagaimana harus membalas perbuatan kita.

Anak-anakku sekalian,
Allah adalah Tuhan yang Maha Segalanya, Maha Agung, Maha, Besar. Tidak ada habisnya kita memuji-muji Allah. Dengan melihat ciptaan-ciptaan-Nya, kita akan menemukan banyak keajaiban. Laut yang luas terbentang, danau yang sejuk dan tenang, gunung yang megah, langit yang tinggi menjulang, dan lain sebagainya. Kita akan menemukan banyak kedamaian dari bertafakkur kepada Allah. Melihat perkembangan pondok ini. Melihat santri-santri bergerak aktif, positif, termbimbing, dan terawasi. Melihat bapak-bapak guru berdasi mengayuh sepeda untuk mengajar sambil membawa tas yang berisi buku koreksian anak didiknya, sungguh indah. Bagaimana kita tidak bersyukur bisa melihat keindahan-keindahan ini.
Bersyukurlah setiap saat. Apa yang kita alami selama hidup, syukurilah. Kita mungkin sering bersabar, namun jarang bersyukur. Mengantuk itu tanda sehat. Kalau tidak bisa mengantuk, kita butuh obat. Berapa banyak orang yang tidak bisa tidur? Menghabiskan banyak uang hanya untuk bisa tidur. Mengantuk dan tidur adalah nikmat. Nikmat yang hanya datang dari Allah. Sekali lagi bersyukurlah.

Anak-anakku sekalian,
Wingko katon kencono, kira-kira seperti itulah, gambaran orang tua seperti kami-kami ini ketika melihat anak-anakknya. Kencono berarti bongkahan emas atau mutiara dan wingko berarti pecahan genting.
Sejelek-jelek kalian, di mata kami, kalian adalah anak-anak emas, kalian adalah mutiara. Tidak pernah kami memandang kalian seperti pecahan genting yang tak berarti. Karena kalianlah yang akan meneruskan estafet perjuangan ini. Melalui tangan-tangan kalianlah, kami sematkan amanat ini. Kalianlah harapan kami.
Jadilah kalian semua, anak-anak yang shaleh. Allah telah berjanji, bahwa anak-anak yang shaleh dan beriman, akan dipertemukan dengan orang tuanya yang beriman di surga nanti. Nah, kita ingin hal itu terjadi. Semoga Allah mempertemukan kita di surga nanti. Amin. farouq

Disampaikan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, pada acara Malam Takbiran Idul Adha, BPPM, Rabu, 23 September 2015.

Popular Articles