Date:

Share:

Sambangi Madura, PKU VIII ke Al-Amien dan INSTIKA

Related Articles

Presentasi PKU VIII di Al-Amien
Presentasi PKU VIII di Al-Amien Putri

MADURA–Memasuki hari ketiga, Senin (9/2), workshop yang digelar Program Kaderisasi Ulama (PKU) VIII Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor merambah Kota Madura. Rombongan diterima di dua tempat, Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan dan Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA).

Di Al-Amien Prenduan, rombongan mendapatkan jamuan meriah dari para pengurus pondok pesantren yang berhalauan ke Gontor ini. Pasalnya, pendiri maupun pengelola Al-Amien sendiri memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat erat dan kuat dengan Pondok Modern Darussalam Gontor. Pendirinya, K.H. Muhammad Tidjani Djauhari, M.A., merupakan salah seorang alumni Gontor sekaligus menantu K.H. Imam Zarkasyi, salah satu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor. Demikian pula putra-putranya dan juga sebagian besar anggota keluarganya dipondokkan di Gontor.

Tiga sesi workshop digelar di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Sesi pertama dihadiri mahasiswa dan mahasiswi Institut Dirosat Islamiyyah Al-Amien (IDIAL), perguruan tinggi yang dimiliki pondok. Acara dilaksanakan pada pagi hari dengan menghadirkan empat pembicara dari peserta PKU VIII. Pembicara pertama, Cecep Supriadi, membawakan “Relasi Islam dan Negara: Wacana Keislaman dan Keindonesiaan”, dilanjutkan oleh M. Aqil Azizy tentang “Liberalisasi Kurikulum Pendidikan: Studi Kritis Buku-buku Pelajaran Sekolah”. Pembicara ketiga dan keempat adalah Ahmad Sofyan Hadi dan Saiful Anwar. Masing-masing membahas tentang “Problem Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam” dan “Problem Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)”.

Pada siang hari, acara workshop diadakan untuk santri-santri dari kelas 6 Tarbiyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (TMI). Mewakili peserta PKU lainnya, M. Shohibul Mujtaba mengupas permasalahan bertema “Konsep Ikhtilaf dalam Islam”. Berbagai pertanyaan menarik terkait perbedaan pendapat para ulama menyeruak dari sejumlah santri yang sangat antusias mengikuti workshop. Bahkan, salah satu peserta yang hadir mengaku sudah lama berkenalan dengan pemikiran-pemikiran liberal. Ia menanyakan tentang bahaya pemikiran liberal. Ada juga yang menanyakan tentang pemikiran Harun Nasution.

Sore harinya, workshop digelar di Al-Amien Putri. Pembicaranya, Mahmud Budi Setiawan, menyampaikan tema makalahnya yang berjudul “Wanita Salihah”. Santriwati dari kelas 6 TMI yang hadir begitu tertarik dengan pembahasan yang sangat selaras dengan kehidupan mereka itu. Antusiasme mereka tidak kalah dari santri-santri yang mengikuti workshop pada pagi hari sebelumnya. Pembahasan lainnya juga tak kalah menarik disampaikan oleh Zuhdi Abdillah, mengulas tentang “Kritik Terhadap Pemikiran Homoseksual Irshad Manji”.

Sedangkan di INSTIKA, beberapa peserta PKU VIII berbicara di hadapan mahasiswa dan mahasiswi yang sebagian besar mengikuti Program Pascasarjana-nya. Salah seorang pembicara, M. Faqih Nidzom, membahas “Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Islam dan Problem Keilmuan Barat”. Sementara dua pembicara lainnya, Ahmad Rifa’i dan Ayub, mengupas tentang “Pendidikan Karakter dan Pendidikan Akhlak” dan “Problem Penyimpangan Orientasi Seksual”.

Kegiatan workshop yang dijalankan PKU VIII pada hari ketiga ini berjalan lancar. Pada hari berikutnya, rombongan bertolak ke Kota Pahlawan, Surabaya, untuk menyelenggarakan kegiatan yang sama.*elk

Popular Articles