Date:

Share:

PKU VIII Mulai Bersafari Menggelar Workshop

Related Articles

Workshop PKU VIII di Mantingan
Workshop PKU VIII di Mantingan

SIMAN–Setelah menjalani proses pembinaan selama kurang lebih lima bulan lamanya, kini Program Kaderisasi Ulama (PKU) Gontor Angkatan VIII telah memasuki bulan keenam atau bulan terakhir. Selama bulan Februari ini hingga minggu pertama bulan Maret 2015 nanti, para peserta PKU melaksanakan program berbentuk workshop ke berbagai lembaga pendidikan setingkat perguruan tinggi dan pondok pesantren se-Pulau Jawa. Mereka bersafari menggelar workshop bertemakan tantangan pemikiran Islam, hasil kajian selama lima bulan mengikuti PKU yang berpusat di Gedung Center for Islamic and Occidental Studies (CIOS) Universitas Darussalam Gontor itu.

Workshop perdana mengawali program tahap akhir PKU ini baru saja digelar pada hari Jum ‘at (30/1) yang lalu di beberapa cabang Pondok Modern Darussalam Gontor, meliputi Gontor Putri 1 dan Gontor Putri 3 di Ngawi serta Gontor 3 dan Gontor Putri 5 di Kediri. Selanjutnya, sebanyak 23 peserta PKU tahun ini telah dijadwalkan mengisi workshop di tempat-tempat lainnya secara bergiliran. Setelah digelar di Gontor dan cabang-cabangnya yang terjadwal pada minggu pertama bulan Februari ini, mereka akan memulai safari ke beberapa kota di Jawa Timur. Beberapa pondok pesantren dan perguruan tinggi telah bersiap menyambut kedatangan mereka.

Setelah dari Jawa Timur, para peserta PKU melanjutkan workshop di Jawa Tengah, termasuk meliputi beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta, dan berlanjut ke Jawa Barat hingga berakhir di Jakarta. Di ibu kota nanti, mereka juga dijadwalkan berkunjung ke lembaga fatwa Islam di Indonesia, yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kini dipimpin oleh salah satu alumni Gontor angkatan tahun 1975, Prof. Dr. K.H. M. Din Syamsuddin. Mereka bersilaturahim dengan MUI untuk mendapatkan wejangan sebagai bekal menjadi kader penerus ulama-ulama sebelumnya.

Sebelum menggelar workshop ini, para peserta PKU yang berasal dari berbagai daerah dan lembaga ini telah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Mereka dibekali secara intensif dengan mengkaji berbagai disiplin ilmu dan hasil pemikiran liberal orang-orang Barat atau kaum orientalis sejak September 2014 lalu. Mereka dibina langsung oleh Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Ed., M.Phil., putra ke-9 dari K.H. Imam Zarkasyi yang kini dikenal sebagai intelektual dan ulama muda penggagas gerakan Islamisasi ilmu pengetahuan di Indonesia. Bersama tim dari Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) yang ia pimpin, Dr. Hamid mengawal peserta PKU mendalami pemikiran Islam yang kini mendapat tantangan dari orang-orang liberal.

Tahun ini, PKU yang dijalankan Pondok Modern Darussalam Gontor bekerja sama dengan MUI dan Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) tersebut telah memasuki periode ke-8, sejak dibentuk pada tahun 2007 silam. Pesertanya berpendidikan minimal sarjana S1 dan menguasai bahasa Arab dan Inggris. Dua puluh tiga peserta PKU yang tersaring pada tahun ini cukup beragam dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Mereka merupakan utusan dari berbagai lembaga di daerah masing-masing. Pondok Modern Darussalam Gontor sendiri mengutus empat peserta dari guru-guru Kulliyatu-l-Mu‘allimin Al-Islamiyah (KMI). Keempat guru KMI utusan Gontor tersebut adalah Saiful Anwar, Abdul Wahid, M. Faqih Nidzom, dan M. Shohibul Mujtaba. Sedangkan Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor hanya mengikutsertakan dua kadernya, yaitu A. Kali Akbar dan Zuhdi Abdillah.

Workshop PKU di Gontor 3 Kediri
Workshop PKU di Gontor 3 Kediri

Peserta PKU lainnya berasal dari lembaga-lembaga penerima undangan atau mendapatkan tawaran dari Gontor untuk mengutus kader-kader terbaik yang dimiliki. Mereka adalah Ahmad Sofyan Hadi (Pesantren Ta‘mirul Islam Solo), Ahmad Fauzan (Pesantren Fajrul Karim Banten), Hasbi Arijal (MUI Bandung), Ahmad Rifa‘i (MUI Kalsel), Irwan Haryono (Pesantren Raudhatul Hasanah Medan), Qaem Aulassyahied (PUTM Yogyakarta), Harisman (Ma‘had Aly An-Nur Sukoharjo), Syamsi Wal Qomar (MUI Kalsel), Ayub (PUTM Yogyakarta), Cecep Supriadi (MUI Bogor), A. Khaerurrozikin (Pesantren Nurul Haramain Lombok), Haryanto (Pesantren Sholahuddin Al-Munawwaroh), Mahmud Budi Setiawan (Muhammadiyah Wringin Anom), Muryadi (Ma‘had Aly An-Nur Sukoharjo), Abid Ikhwan Alhadi (Pesantren Hidayatullah Surabaya), M. Aqil Azizy (Pesantren Darussalam Bandung), dan Hariman Muttaqin (MUI Ponorogo).

Bekal yang mereka dapatkan selama mengikuti PKU sangat berguna untuk menghadapi perang pemikiran saat ini. Kelak, mereka bisa melakukannya melalui seminar atau workshop di daerah masing-masing. Jika tidak, mereka pun telah dibekali keahlian menulis secara kritis dan argumentatif untuk berdakwah melalui berbagai media cetak seperti majalah dan koran, atau menulis secara online di berbagai blog dan website atau di media sosial pribadi. Lebih jauh lagi, mereka bisa menulis buku untuk menangkis serangan-serangan kaum liberal dan orang-orang orientalis.

Memang bekal tersebut belumlah cukup untuk menjadikan mereka ulama tumpuan umat. Tapi, semangat dan ketulusan yang mereka miliki untuk terus memperdalam ilmu demi menegakkan kalimat Allah akan menuntun mereka ke arah sana. Dengan demikiran, program ini diharapkan mampu mencetak ulama cerdas yang militan dan ikhlas, serta mampu menjawab tantangan zaman. Harapan ini sesuai dengan cita-cita Gontor, yaitu menjadikan santri-santrinya ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama.*elk

Popular Articles