Date:

Share:

Pemilihan Utusan Konsulat: Pesantren pun Berdemokrasi

Related Articles

GONTOR–Tepat pada hari Ahad (31/1), Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mengadakan acara Pemilihan Utusan Konsulat. Mengingat betapa pentingnya acara ini, hingga proses belajar mengajar pada hari itupun ditiadakan, melainkan hanya dua jam pertama saja. Selanjutnya, pada jam ketiga hingga akhir digunakan untuk pengarahan sekaligus pemilihan utusan konsulat di tempat-tempat yang telah ditentukan. Hari itu, pada pukul 09.00 WIB, seluruh santri berkumpul di Masjid Jami’ guna mendengarkan pengarahan dan nasehat dari Bapak Pimpinan PMDG dengan penuh khidmat.

Berbeda halnya dengan penerapan sistem demokrasi di luar pesantren. Di Gontor, demokrasi memiliki identitas yang sangat unik. Karena, memang seluruh santri memiliki hak suara, tapi pada akhirnya Kiailah yang menentukan.

“Seandainya kamu ditanya, apakah di Gontor ada demokrasi ? Ya, Jawabannya adalah pasti ada, tapi demokrasi pondok, demokrasi ala pesantren, demokrasi kiai. Semua dari kita mempunyai suara, namun sekali lagi yang menentukan adalah Kiai, itulah konsep demokrasi ala pesantren. Maka jangan salah berucap, jangan salah menilai. ” ujar K.H. Hasan Abdullah Sahal dalam pengarahannya.

Perlu diketahui bahwa pemilihan utusan konsulat ini ditujukan untuk menyaring dan mendaftarkan beberapa nama santri kelas 5 yang akan diajukan menjadi calon Ketua Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM). Setiap konsulat akan mengutus beberapa nama santri kelas 5 yang terpilih untuk lanjut ke tahap berikutnya. Sehingga, sebelum menuju tahap akhir akan ada 10 orang yang tersisa. Selanjutnya, dari kesepuluh orang tersebut akan dipilih langsung oleh Pimpinan Pondok untuk menjadi ketua OPPM. biibmufassir

Popular Articles