Date:

Share:

PANCARAN SPIRIT KH ABDULLAH SYUKRI ZARKASYI

Related Articles

Oleh: Ustadz Hariyanto Abdul Jalal

Pernah satu waktu kami dikumpulkan oleh beliau bersama guru-guru senior di salah satu kampus cabang, beliau bertanya, “Mengapa pancaran wajah santri-santrimu terlihat kusut dan kusam, kurang bergairah dan tidak bersemangat?” Begitulah pancingan dan muqoddimah beliau, kalau ingin memberikan pengarahan, motivasi dan evaluasi kepada para kadernya.

Pertanyaan itu dijawab oleh asatidz yang ada dengan berbagai macam jawaban beserta analisanya, yang kesemuanya tidak disalahkan atau dibenarkan oleh beliau walaupun bukan itu jawaban yang dimaksud. “Iya. Dinamika santri,” itu jawabannya. “Dinamika santri digerakkan melalui kegiatan yang banyak. Jadi kalau ingin membuat santri dinamis, semangat, pancaran wajahnya berseri, optimis, terus bergairah, PERBANYAK KEGIATAN!!!”

Apa yang disampaikan beliau bukan hanya pemikiran, teori atau konsep semata, tapi ia telah menjadi spirit, jiwa atau ruh Kyai Syukri. Siapapun yang melihat walau hanya sepintas, apalagi mengenalinya, terlebih sering menyertai beliau, kesan pertama, disamping beliau tampan, penuh kharismatik, beliau adalah sosok kyai yang sangat energik, bergairah, optimis, tak kenal menyerah apalagi capek.

Itulah pancaran spirit beliau dan itu pula yang terpancarkan dalam dinamika pondok, guru, santri dan masyarakat. Setiap tanah yang beliau tapaki, langkah yang beliau ayunkan, disitulah gerakan bermunculan, gairah tergerakkan, optimisme hidup terpantulkan. Keyakinan yang tertancapkan.

Pernah beliau bercerita pada saat menjadi Amirul Haj, di Makkah, beliau bersama-sama dengan seorang dokter, tentu seperti kebanyakan orang yang bersama beliau, akan bertanya, “Pak Kyai berapa umurnya?” Saat itu beliau berumur 60-an. “Wah.. saya kira Pak Kyai umur 40-an, tampak lebih muda dari umur Pak Kyai. Apa rahasia Pak Kyai?”

Dengan senyuman khasnya, beliau menjawab, “Saya hanya optimis saja, Pak Dokter, memimpin pondok dengan segala permasalahannya, saya hanya optimis saja, saya hanya yakin kalau Allah akan menolong saya.”

Seperti terhipnotis, sang Dokter berseloroh, “Wah itu dia Kyai, cocok sekali, saya sedang mengadakan penelitian, hubungan kesehatan fisik dengan optimisme. Ini jawabannya. Pak kyai telah membuktikan.”

Itulah sebagian kecil inspirasi yang akan selalu memancarkan kepada siapapun yang pernah mendengar nasehat, arahan dan motivasi beliau. Do’a santri-santrimu akan selalu menyertaimu wahai Kyaiku, guruku, ayahku, inspiratorku. Ajaranmu, amal jariahmu insyaAllah akan menempatkanmu di surga yang Allah janjikan. Selamat Jalan Kyai, Guru, Ayahanda Tercinta.

Kalianda
Kamis, 22 Oktober 2020

Popular Articles