Date:

Share:

Memahami dan Menguasai Kitab Kuning Melalui Fathul Kutub

Related Articles

GONTOR–Sudah menjadi kewajiban bagi seluruh santri di pondok pesantren untuk bisa memahami dan menguasai kitab kuning. Hanya saja, di PMDG pembelajaran kitab tersebut tidak termasuk dalam pelaksanaan pembelajaran harian Kulliyatu-l-Mu‘allimin Al-Islamiyyah (KMI), namun untuk mempelajari kitab kuning, PMDG mengadakan program kegiatan khusus untuk siswa kelas 5 dan 6 KMI bernama Fathul Kutub At-Turath Al-Islamy.

Fathul Kutub (FK) Siswa Akhir KMI diadakan di semester pertama, sedangkan FK Siswa Kelas 5 KMI diadakan di semester kedua. Pada tahun ini, Acara FK siswa kelas 5 KMI berlangsung selama 5 hari, dimulai pada hari Sabtu (2/1) hingga hari Rabu (6/1). Kegiatan ini diikuti oleh 692 orang siswa kelas 5 dan 80 orang guru pembimbing, yang terbagi menjadi 44 kelompok, bertempat di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM).

Kegiatan dibuka dengan pengarahan beberapa materi FK seperti: Aqidah/Tauhid, Hadits, Fiqh, dan Tafsir, pada hari Sabtu (2/1), sebagai bekal bagi siswa kelas 5 untuk mengikuti kegiatan tersebut. Setelah pengarahan, acara dilanjutkan dengan Pesan dan Nasihat Pimpinan PMDG, kegiatan ini diikuti oleh semua santri kelas 5 di seluruh kampus dengan metode daring atau online melalui video conference yang disiarkan langsung dari PMDG Kampus Pusat.

Dalam sambutannya, Pimpinan Pondok, Drs. K.H. M. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed. menyampaikan tentang pentingnya belajar Al-Qur’an dan Hadits. “Buku-buku baru yang ilmiyah itu ada masa kadaluarsanya, tidak lagi berguna jika sudah berkembang. Tetapi Al-Qur’an dan kitab-kitab kuning itu semakin lama semakin benar isinya.” tutur Drs. K.H. M. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed.

Pada hari Senin (5/1) kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan kitab dan diskusi permasalahan-permasalahan tiap materi. Untuk mempermudah pelaksanaan, seluruh peserta dibagi dalam 2 unit (ganjil dan genap) yang terbagi ke dalam 6 pembahasan. Apabila unit 1 melaksanakan pembahasan dan penulisan masalah, maka unit 2 melaksanakan diskusi di luar BPPM.

Melalui kegiatan ini, seluruh peserta diharapkan dapat memperluas wawasan keilmuannya, terutama dalam Kutub At-Turath, sehingga saat menghadapi problematika furu’iyah dalam kehidupan sehari-hari, para santri tidak fanatik terhadap satu madzhab, namun mampu meneliti keabsahan madzhab sesuai dengan petunjuk dalam Qur’an dan Hadits. Muis

Popular Articles