Date:

Share:

Language Is Our Crown (Bahasa Adalah Mahkota Kami)

Related Articles

Gontor – Jum’at terkenal sebagai hari paling sibuk di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo karena pada hari tersebut padat sekali kegiatan yang melibatkan santri dan guru. Setelah shalat subuh santri telah disibukkan dengan kegiatan Muhadatsah (dialog) bahasa Arab & Inggris disesuaikan dengan kegiatan mingguan berbahasa yang telah ditetapkan. Kegiatan Muhadatsah santri ini ada 2 kali dalam 1 minggu pada hari selasa dan jum’at melibatkan seluruh santri, pembina bahasa tiap rayon, bagian keamanan rayon bahkan ketua rayon juga turut serta dalam pembinaan bahasa langsung.

Dalam pembinaan bahasa Gontor terkenal dengan metode direct methodnya, jadi santri dikenalkan langsung dengan benda-benda yang ada di sekelilingnya hingga terkadang santri disuruh berkomunikasi langsung dengan benda-benda tersebut seolah itu semua adalah lawan komunikasinya dalam berbahasa. Dari sisi kontrol bahasa yang ada di rayon dan kamar langsung dicover oleh kakak-kakak kelas mereka yang biasa disebut Muharrik Lughah (Penggerak Bahasa). Oleh karena itu santri baru seolah tidak ada ruang sejengkalpun untuk tidak berbahasa Arab & Inggris saat mereka di kamar, dan jika pada akhirnya mereka berbahasa selain dengan 2 bahasa tersebut maka mereka harus berhadapan dengan Jasus (Mata-mata) bahasa yang disebarkan untuk mengintai para pelanggar bahasa di rayon dan para pelanggar bahasa harus siap dengan Language Court (Pengadilan Bahasa) yang ada di rayon.

Tak ayal mereka yang baru merasakan pembinaan bahasa secara langsung di Gontor merasa tertekan karena mereka belum terbiasa serta disiplin berbahasa yang ketat tapi ada pula yang merasa enjoy dengan berbagai tekanan disiplin berbahasa karena sejak awal mereka sudah siap dengan segala konsekuensi belajar bahasa di Gontor.

Motto Language Is Our Crown (Bahasa Adalah Mahkota Kami) memang bukan isapan jempol belaka di Gontor dan telah menjadi trade mark. Bahasa tidak hanya dibaca tetapi bahasa langsung di praktekkan dalam dialog kesehatian santri, sehingga santri tidak lagi canggung berkomunikasi dengan 2 bahasa.

Popular Articles