Date:

Share:

Khutbatu-l-‘Arsy Perdana di sebuah “Negeri di atas Awan”

Related Articles

SOLOK–Sejak berdiri pada tahun 2009 silam, inilah kali pertama Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Kampus 11 Sulit Air mengadakan Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy (PPKA), Senin (1/11). Di sebuah desa yang dikenal dengan sebutan ‘Negeri di atas Awan’ tersebut, sebanyak 54 orang santri dan 24 orang guru berbaris tertib di depan Gedung Santiniketan. Dihiasi dengan ‘background’ ukuran 8×4 m di belakangnya, kelompok yang terdiri dari barisan konsulat, pasukan pengibar bendera, dan penampilan tersebut tampak rapi dan teratur.

Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal, menyempatkan diri untuk hadir dalam acara tersebut. Dengan didampingi oleh Ibu Hasan Abdullah Sahal, Ustadz H. Noor Syahid sekalian, staf Sekretaris Pimpinan, dan staf Administrasi, rombongan tersebut tiba di lokasi pada Ahad malam (31/10). Pagar betis oleh para santri dan gurupun senantiasa diadakan guna menambah hangatnya penyambutan pada malam itu.

Usai pelaksanaan Upacara Apel Tahunan pagi itu, seluruh warga pondok mengikuti sesi Kuliah Umum Babak I oleh Kiai Hasan di Aula Al-Azhar. Dalam pidatonya, beliau menekankan tentang niat dan tujuan santri bahkan wali santri dalam menuntut ilmu di pondok.

“Sekolah di pondok tidak perlu dijenguk, kecuali terpaksa. Jangan dibalik, sekolah di pondok harus terus dijenguk, kecuali terpaksa.” Ucapnya sambil diiringi dengan canda khas seorang kiai.

Suasana Kuliah Umum di PMDG Kampus 11, Sulit Air.
Suasana Kuliah Umum di PMDG Kampus 11, Sulit Air.

Sore harinya, beliau mengadakan pertemuan bersama seluruh guru guna menyampaikan pesan dan nasihat terkait pengabdian di Gontor. Hal terpenting yang beliau sampaikan adalah pembentukan upaya revitalisasi gairah santri dalam menuntut ilmu di Gontor.

Acara dilanjutkan dengan Kuliah Umum Babak II pada malam harinya. Sebagaimana Babak I, beliau berpidato tentang kepondokmodernan di hadapan seluruh santri dan guru. Sesekali beliau mempersilahkan Ustadz H. Noor Syahid untuk membacakan materi yang ada di buku diktat Pekan Perkenalan Gontor. Pada pertengahan acara, beliau sempat memainkan piano dengan lagu ‘Kampuang nan Jauh di Mato’ yang diiringi tepuk tangan dari para hadirin.

Pak Kiai meninggalkan kampus pada keesokan harinya bersama ibu dan staf sekretarisnya. Adapun Ustadz Noor Syahid, diamanatkan untuk melanjutkan penyampaian materi kepondokmodernan pada Kuliah Umum Babak III dan IV. B. Dasasta

Popular Articles