Date:

Share:

Khutbatu-l-Arsy, Masa Orientasi yang Edukatif dan Menghibur

Related Articles

Khutbatu-l-Arsy atau yang dikenal dengan pekan perkenalan adalah cara Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) memperkenalkan diri kepada santri-santri baru, kegiatan tahunan ini serupa dengan Masa Orientasi Siswa (MOS) di lembaga pendidikan lain, namun Khutbatu-l-Arsy tidak berupa tindakan semena-mena senior sekolah kepada siswa baru sebagaimana yang terlintas di benak kita selama ini. Pekan perkenalan di PMDG berisi rentetan acara-acara yang mendidik dan tentunya memberi wawasan kepada santri-santri baru khususnya dan umumnya kepada seluruh santri dan guru PMDG tentang apa itu Pondok Modern Darussalam Gontor.

Khutbatu-l-Arsy untuk tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya ditengah pandemi yang melandah dunia, gontor tetap eksis menjalan semua kegiatannya dengan lancar berdasarkan prokotol kesehatan, mulai dari Porseni, Floksong, Poetry Reading, Aneka Ria Nusantara dan Sidasa Band.

Khutbatu-l-Arsy secara bahasa berarti Pidato diatas singgahsana, dinamakan demikian karena pada masa orientasi tersebut bapak pimpinan PMDG memberikan wejangan-wejangan berupa kuliah umum yang diadakan sebanyak 4 babak selama 2 hari ditambah satu hari pembacaan diktat pekan perkenalan oleh bapak guru Kuliyyatul Muallimin Al-Islamiyyah (KMI) dan Wali Kelas. Wejangan-wejangan tersebut menggambarkan apa saja yang akan dihadapi para santri setahun kedepan, adapun pokok isinya ada tiga,yaitu: Perkenalan,perpeloncoan,dan Jangka-jangka atau program-program pondok.

Selain pidato, khutbatu-l-Arsy sebagaimana yang telah saya singgung sebelumnya juga berisi rentetan acara yang edukatif dan menghibur.Para santri mengadakan sendiri acara-acara tersebut, mulai dari perencanaan, latihan, properti, dan lain sebagainya.

Rentetan acara dalam Khutbatu-l-Arsy antara lain ada Pesta Olahraga dan Seni (POSRSENI), Anekaria Kesenian Nusantara, Demonstrasi Bahasa Daerah, Perlombaan Vokal Grup Antar Asrama, Pagelaran Seni Drama Arena, dan Pagelaran Seni Panggung Gembira. Dengan memegang prinsip al-ma’hadu la yanaamu abadan atau yang berarti pondok tidak pernah tidur, dalam satu bulan, seluruh santri dari kelas satu (setara kelas satu Madrasah Tsanawiyah) sampai kelas enam (kelas tiga Madrasah ‘Aliyah) larut dalam rentetan acara yang bersambung dari satu acara ke acara lain.

Siswa kelas satu yang notabene nya baru saja merasakan hidup di pondok pun ikut dilibatkan dalam acara-acara tersebut, hanya seminggu setelah resmi menjadi santri mereka langsung mengikuti kompetisi olahraga melawan kakak kelasnya. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti kompetisi di beberapa cabang olahraga tertentu, tak kalah dengan senior-seniornya. Mereka juga mengikuti perlombaan vokal grup antar asrama, dan sudah menjadi tradisi setiap tahunnya justru asrama santri baru lah yang keluar menjadi pemenang dalam lomba yang memupuk kekompakan anggota asrama tersebut.

Selain memperkenalkan tentang isi pondok, di masa khutbatu-l-Arsy santri-santri juga diperkenalkan kesenian dari berbagai daerah di nusantara, santri PMDG yang berasal dari berbagai macam kebudayaan berbeda seperti batak, betawi, jawa, minang, dayak, dan lain sebagainya diberi kesempatan memperkenalkan kesenian daerahnya masing-masing dalam acara Anekaria Kesenian Nusantara dan Demonstrasi Bahasa Daerah. Bahkan santri yang berasal dari luar negeri pun ikut ambil bagian menunjukkan kesenian daerahnya.

Rentetan agenda Khutbatu-l-Arsy ditutup dengan pagelaran seni Drama Arena dan Panggung Gembira. Di kedua acara ini para santri menunjukkan kreativitasnya dalam berbagai bidang, baik tari-tarian tradisional, tari-tarian modern, olah vokal, drama, puisi, dan masih bayak lagi. Drama Arena diikuti hanya oleh santri kelas 5 (Kelas 2 Madrasah Aliyah) adapun Panggung Gembira diikuti oleh santri mulai dari kelas satu hingga enam kecuali kelas lima.

Masa Orientasi memang penting adanya tak hanya kepada siswa baru, namun siswa lama bahkan guru pun harus mengikutinya agar tak buruk sangka terhadap pondok, maka Khutbatu-l-Arsy ini menjadi solusi terbaik karena selain edukatif, pekan perkenalan Khutbatu-l-Arsy ini juga menghibur santri agar tidak rindu kampung halaman selepas liburan.

Khutbatu-l-Arsy atau yang dikenal dengan pekan perkenalan adalah cara Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) memperkenalkan diri kepada santri-santri baru, kegiatan tahunan ini serupa dengan Masa Orientasi Siswa (MOS) di lembaga pendidikan lain, namun Khutbatu-l-Arsy tidak berupa tindakan semena-mena senior sekolah kepada siswa baru sebagaimana yang terlintas di benak kita selama ini. Pekan perkenalan di PMDG berisi rentetan acara-acara yang mendidik dan tentunya memberi wawasan kepada santri-santri baru khususnya dan umumnya kepada seluruh santri dan guru PMDG tentang apa itu Pondok Modern Darussalam Gontor.

Khutbatu-l-Arsy untuk tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya ditengah pandemi yang melandah dunia, gontor tetap eksis menjalan semua kegiatannya dengan lancar berdasarkan prokotol kesehatan, mulai dari Porseni, Floksong, Poetry Reading, Aneka Ria Nusantara dan Sidasa Band.

Khutbatu-l-Arsy secara bahasa berarti Pidato diatas singgahsana, dinamakan demikian karena pada masa orientasi tersebut bapak pimpinan PMDG memberikan wejangan-wejangan berupa kuliah umum yang diadakan sebanyak 4 babak selama 2 hari ditambah satu hari pembacaan diktat pekan perkenalan oleh bapak guru Kuliyyatul Muallimin Al-Islamiyyah (KMI) dan Wali Kelas. Wejangan-wejangan tersebut menggambarkan apa saja yang akan dihadapi para santri setahun kedepan, adapun pokok isinya ada tiga,yaitu: Perkenalan,perpeloncoan,dan Jangka-jangka atau program-program pondok.

Selain pidato, khutbatu-l-Arsy sebagaimana yang telah saya singgung sebelumnya juga berisi rentetan acara yang edukatif dan menghibur.Para santri mengadakan sendiri acara-acara tersebut, mulai dari perencanaan, latihan, properti, dan lain sebagainya.

Rentetan acara dalam Khutbatu-l-Arsy antara lain ada Pesta Olahraga dan Seni (POSRSENI), Anekaria Kesenian Nusantara, Demonstrasi Bahasa Daerah, Perlombaan Vokal Grup Antar Asrama, Pagelaran Seni Drama Arena, dan Pagelaran Seni Panggung Gembira. Dengan memegang prinsip al-ma’hadu la yanaamu abadan atau yang berarti pondok tidak pernah tidur, dalam satu bulan, seluruh santri dari kelas satu (setara kelas satu Madrasah Tsanawiyah) sampai kelas enam (kelas tiga Madrasah ‘Aliyah) larut dalam rentetan acara yang bersambung dari satu acara ke acara lain.

Siswa kelas satu yang notabene nya baru saja merasakan hidup di pondok pun ikut dilibatkan dalam acara-acara tersebut, hanya seminggu setelah resmi menjadi santri mereka langsung mengikuti kompetisi olahraga melawan kakak kelasnya. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti kompetisi di beberapa cabang olahraga tertentu, tak kalah dengan senior-seniornya. Mereka juga mengikuti perlombaan vokal grup antar asrama, dan sudah menjadi tradisi setiap tahunnya justru asrama santri baru lah yang keluar menjadi pemenang dalam lomba yang memupuk kekompakan anggota asrama tersebut.

Selain memperkenalkan tentang isi pondok, di masa khutbatu-l-Arsy santri-santri juga diperkenalkan kesenian dari berbagai daerah di nusantara, santri PMDG yang berasal dari berbagai macam kebudayaan berbeda seperti batak, betawi, jawa, minang, dayak, dan lain sebagainya diberi kesempatan memperkenalkan kesenian daerahnya masing-masing dalam acara Anekaria Kesenian Nusantara dan Demonstrasi Bahasa Daerah. Bahkan santri yang berasal dari luar negeri pun ikut ambil bagian menunjukkan kesenian daerahnya.

Rentetan agenda Khutbatu-l-Arsy ditutup dengan pagelaran seni Drama Arena dan Panggung Gembira. Di kedua acara ini para santri menunjukkan kreativitasnya dalam berbagai bidang, baik tari-tarian tradisional, tari-tarian modern, olah vokal, drama, puisi, dan masih bayak lagi. Drama Arena diikuti hanya oleh santri kelas 5 (Kelas 2 Madrasah Aliyah) adapun Panggung Gembira diikuti oleh santri mulai dari kelas satu hingga enam kecuali kelas lima.

Masa Orientasi memang penting adanya tak hanya kepada siswa baru, namun siswa lama bahkan guru pun harus mengikutinya agar tak buruk sangka terhadap pondok, maka Khutbatu-l-Arsy ini menjadi solusi terbaik karena selain edukatif, pekan perkenalan Khutbatu-l-Arsy ini juga menghibur santri agar tidak rindu kampung halaman selepas liburan.

Popular Articles