Date:

Share:

K.H. Syamsul Hadi Abdan, “Hari ini Merupakan Hari Bersejarah”

Related Articles

Tampak salah satu gedung yang telah dibangun di Gontor Putri 7, Riau.
Tampak salah satu gedung yang telah dibangun di Gontor Putri 7, Riau.

“Hari ini merupakan hari yang bersejarah.” Kata-kata ini terlontar dari K.H. Syamsul Hadi Abdan, Pimpinan Pondok Modern Darussalam (PMDG) di depan guru-guru usai shalat Maghrib, Sabtu (18/5/2013) petang. Bagaimana tidak, menurut beliau, hari ini Gontor Putri 7 (Riau) yang sejak beberapa tahun lalu diwakafkan, memulai membuka pendaftaran untuk tahun ajaran 1434-1435/2013-2014.

Sebelum dibangun, tanah seluas 10 hektar ini telah resmi diserahkan sepenuhnya kepada PMDG oleh Ibu Ida yang merupakan besan dari K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi.

Usai menjelaskan hal tersebut, beliau mengingat kembali akan sejarah berdirinya Pondok Gontor. “Dulu, beberapa tahun saat baru berdiri, Gontor ini diperuntukkan bagi putra dan putri,” lanjut beliau sembari mengingat kembali masa lalu. Satu hal yang membuat beberapa guru tertegun, karena memang jarang sekali guru muda yang mengetahui tentang hal ini. Namun karena tujuan utama Trimurti, yakni melahirkan pemimpin umat, maka beberapa tahun selanjutnya Gontor hanya menerima santri putra saja.

Sejak saat itu hingga K.H. Imam Zarkasyi meninggal, belum ada wacana untuk membuka Gontor Putri. Namun pada tahun 1993, sejak ada wakaf tanah yang cukup luas di Mantingan-Ngawi, maka Gontor kembali berpikir untuk membuka Pondok Gontor yang dikhususkan untuk santriwati. Padahal sedianya, tanah tersebut diperuntukkan untuk Institut Studi Islam Darussalam bila nani telah membuka Fakultas Pertanian, karena memang saat itu, tanah yang diwakafkan berbentuk sawah yang cukup luas.

Seingat beliau, ada 6 guru yang diinstruksikan untuk merintis pondok putri di Mantingan, diantaranya Ustadz Sutaji Tajuddin (Alm), Ustadz Syuja’i, Ustadz Sunanto dan beberapa guru yang lain. Sejak dirintis hingga saat ini, Gontor Putri memiliki perkembangan yang jauh lebih pesat ketimbang Gontor Putra, setidaknya dilihat dari sisi peningkatan jumlah santrinya. Gontor Putra, sejak tahun 1926 hingga 1951, jumlah santri putra saat itu belum lebih dari 600 orang.

Bila kita menilik ke Gontor Putri, mungkin kita bisa sedikit berbesar hati, karena hal ini dapat dibilang peningkatan paling pesat yang tidak bisa dilakukan oleh Pondok Pesantren Putri manapun di Indonesia, setidaknya di era modern ini. Sejak didirikan tahun 1993, Gontor Putri saat ini telah memiliki kurang lebih 7000 santriwati yang tersebar di Gontor Putri 1 dan 2 (Mantingan, Ngawi), 3 (Karangbanyu, Ngawi), 4 (Kendari), 5 (Kandangan, Kediri) dan Gontor Putri 6 (Poso). Angka ini cukup mencengangkan, baru 20 tahun saja, Gontor Putri sudah memiliki 7000 santriwati, sedangkan Gontor Putra baru memiliki 600 santri saat Peringatan Seperempat Abad PMDG.

Di akhir wejangan, beliau sempat menyeruakkan harapan besar tentang masa depan Gontor Putri 7. “Semoga Gontor Putri 7 dapat berkembang pesat seperti halnya Gontor-Gontor Putri yang lain. Tetap menjaga kualitas di samping kuantitas yang semakin berkembang pesat,” ucap K.H. Syamsul Hadi Abdan yang diamini oleh guru-guru yang sejak tadi ‘asyik’ menyimak petuah-petuah beliau.binhadjid

Dikutip dari tau’iyyah diniyyah oleh K.H. Syamsul Hadi Abdan di Masjid Pusaka, Sabtu (18/5/2013) petang.

Popular Articles