Date:

Share:

K.H. Imam Subakir Ahmad Wafat

Related Articles

Purek I ISID

Di tengah-tengah kesibukan mahasiswa Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) menghadapi Ujian Tengah Semester (UTS), ISID yang telah berdiri sejak tahun 1963 ini kehilangan salah seorang sesepuh yang merupakan Pembantu Rektor I ISID, yakni K.H. Imam Subakir Ahmad. Beliau dipanggil ke hadirat Allah SWT pada Rabu (7/11) sore, tepat pada pukul 17.08 WIB di Rumah  Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedono Madiun setelah sempat dirawat beberapa hari di sana.

Semasa hidupnya, K.H. Imam Subakir Ahmad merupakan salah satu pelopor kemajuan Pondok Modern Darussalam Gontor, khususnya di ISID. Usai menamatkan pendidikan di PMDG tahun 1956, beliau melanjutkan studi ke beberapa Perguruan Tinggi di Timur Tengah, yakni di Universitas Darul Ulum, Universitas ‘Ainu Syam hingga Institut of Islamic Studies yang ketiganya berlokasi di Kairo, Mesir. Di saat kuliah, guru KMI yang lebih akrab dipanggil Ustadz Subakir ini bergerak di Himpunan Mahasiswa dan Pelajar (HPPI) Kairo pada tahun 1962.

Sebagai kader PMDG, usai menyelesaikan pendidikannya, Ustadz Subakir langsung kembali ke Gontor dan turut berjuang langsung bersama Trimurti, khususnya guna melaksanakan salah satu amanat Piagam Wakaf PMDG, yakni mendirikan Perguruan Tinggi Islami. Berkat kerja keras beliau bersama beberapa guru lainnya, ISID lahir dengan nama Perguruan Tinggi Darussalam (PTD) pada tahun 1963. Pada 1972 PTD berganti nama menjadi Institut Pendidikan Darussalam (IPD), kemudian bertransformasi menjadi ISID pada 1996 hingga sekarang. binhadjid

Kronologi Sakit dan Meninggal

Pada Sabtu, 5 Mei 2012, K.H. Imam Subakir Ahmad mengalami masuk angin, kemudian keadaan fisiknya menurun. Sebelumnya, beliau sempat menghadiri acara pernikahan putra Bapak Fattihuddin di Gontor. Kemudian mengikuti pengajian Ahad pagi di ISID. Sepulangnya dari Masjid ISID, beliau terkena masuk angin akut. Senin pagi, tanggal 7 Mei 2012, beliau dibawa ke Prodia untuk melakukan check-up. Sepulangnya dari Prodia, kondisi beliau mulai menurun hingga sempat pingsan.

Keesokan harinya, Selasa, 15 Mei 2012, beliau dirujuk ke RS Husada Utama Surabaya.  Beliau dirawat di Surabaya selama 2 bulan 1 minggu. Tepat pada tanggal 20 Juli 2012, bertepatan dengan 1 Ramadhan 1433, beliau sudah diperkenankan pulang ke ISID. Beliau sempat beristirahat selama enam hari di rumah. Namun, memasuki hari ke-7 di bulan Ramadhan beliau kembali harus dirawat di RSUD dr. Hardjono Ponorogo dan ditempatkan di ruang Intensive Care Unit (ICU) selama enam hari. Pada hari selanjutnya, beliau dirujuk ke RS ‘Aisyiah Ponorogo sampai tanggal 12 Agustus 2012 yang bertepatan dengan tanggal 24 Ramadhan 1433. Melihat kondisi beliau yang sudah membaik, pihak keluarga sepakat untuk membawa beliau pulang dan dirawat di rumah.

Setelah dua bulan dirawat di rumah, pada hari Jum’at, 2 Nopember 2012, beliau merasa sangat lemah karena dihinggapi panas yang sangat tinggi dengan suhu tubuh mencapai 40,5 derajat celcius, hingga pingsan. Kemudian tepat pada pukul 23.00 WIB beliau dirujuk ke RSUD dr. Hardjono Ponorogo. Pada Ahad siang, tanggal 4 Nopember 2012, beliau dibawa ke RSUD dr. Soedono Madiun dan langsung dirawat di ruang ICU. Akan tetapi, keadaan beliau semakin menurun, dan suhu tubuh semakin tinggi hingga mencapai 41 derajat celcius.

Selanjutnya, pada Rabu dini hari, 7 Nopember 2012, beliau mengalami sesak napas dengan disertai penurunan tekanan darah hingga 40/10. Pada saat itu, napas beliau sempat terhenti selama 15 menit. Namun, berkat bantuan dokter, pernapasan beliau kembali seperti semula. Sempat bertahan selama setengah hari lebih, hingga pukul 17.08 WIB beliau akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. Innaalillaahi wa Innaa Ilaihi Raaji’uun.

Riwayat Hidup

Nama               : K.H. Imam Subakir Ahmad Bin K.H. Ahmad Ridwan

TTL                 : Pacitan, 10 Juli 1933

Istri                  : Hj. Khurriyah Zarkasyi (Almh.)

Putra dan Putri :

  1. Dr. H. Fairuz Subakir, M.A.
  2. Hj. Rashda Diana Subakir, M.A.
  3. Salwa Hayati Subakir (Almh.)

Menantu          :

  1. Drg. Ruskiah Octavia Bey Fannanie
  2. Dr. H. Dihyatun Masqon, M.A.

Cucu 3 orang   :

  1. Ryan Sammy
  2. Aleyy Adany
  3. Roushan

Pendidikan

  1. Sekolah Rakyat tahun 1948
  2. SMP Pacitan tahun 1948
  3. KMI Pondok Modern Darussalam Gontor alumni tahun 1956
  4. S1 Universitas Darul Ulum Kairo tahun 1964/1965
  5. S2 Universitas ‘Ainu Syam Kairo tahun 1965
  6. S2 Institut of Islamic Studies Kairo tahun 1966

Pengalaman Hidup dan Organisasi

  1. PII Gontor tahun 1954.
  2. Himpunan Pemuda dan Pelajar Indonesia (HPPI) Kairo tahun 1962 yang sekarang berganti nama menjadi PPI.
  3. Penyiar radio Republik Arab Mesir (dulu bernama RPA) di Kairo tahun 1965-1967.
  4. Pendiri Majalah Warta Dunia (Wardun) Pondok Modern Darussalam Gontor tahun 1957.
  5. Pembina keluarga kader-kader Pondok Modern Darussalam Gontor.
  6. Memimpin Perguruan Tinggi Darussalam (PTD) tahun 1963-1972, Institut Pendidikan Darussalam (IPD) tahun 1972-1995, menjadi Pembantu Rektor I Institut Studi Islam Darussalam (ISID) tahun 1996-sekarang.
  7. Pembimbing jamaah haji Indonesia tahun 1967.
  8. Pelatih Pandu Islam Pramuka di Bangsalan Mojokerto tahun 1956.
  9. Peserta Muktamar Islam Asia I di Karachi, Pakistan tahun 1980.
  10. Peserta Muktamar I’lam Internasional I di Jakarta tahun 1980.
  11. Ketua Pelatihan Penataran Perpustakaan Pesantren tingkat Nasional I tahun 1974.
  12. Ketua PP Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) tahun 1978-1988.
  13. Peserta Konferensi Robitoh al-Jami’ah al-Islamiyah al-Azhar Kairo tahun 2007.

2 COMMENTS

  1. Turut berduka yang sedalamnya atas wafatnya guru tercinta kita ini.. Semoga Allah mengampuni segala dosa beliau dan menempatkannya di sisiNya yang paling mulia..

    Insya Allah, semua ilmu yang beliau berikan kepada kita semua, akan menjadi amal jariyah yang akan menghantarkan beliau ke surga Allah SWT.. Amin..

Comments are closed.

Popular Articles