Date:

Share:

K.H. Hasan Abdullah Sahal Hadiri Rapat Pleno Wantim MUI ke-26

Related Articles

JAKARTA—Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menggelar pertemuan. K.H. Hasan Abdullah Sahal sebagai salah satu anggota Wantim MUI, turut hadir dalam pertemuan yang dipimpin oleh Prof. Dr. Din Syamsuddin, M.A. tersebut. Rapat pleno yang  ke-26 ini diselenggarakan pada hari Rabu (21/3) di gedung MUI Pusat, Jl. Proklamasi No. 51 Menteng, Jakarta Pusat. Panglima TNI diundang untuk menjadi narasumber utama dalam forum yang mengangkat tema, “Tantangan dan Ancaman Terhadap Kedaulatan Negara” ini. Namun, dikarenakan adanya tugas yang tidak dapat ditinggalkan, ia diwakili oleh Inspektur Jenderal TNI, Letjen TNI Muhammad Herindra, M.A., M.Sc. Acara dimulai pada pukul 13.00 WIB, setelah para anggota Wantim yang kurang lebih berjumlah 30 orang mendapat jamuan makan siang.

Dalam presentasinya yang disampaikan kurang lebih 30 menit, Letjen M. Herindra membaca sambutan dari Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Ia menyampaikan tentang urgensi Pancasila sebagai dasar negara yang harus dijunjung tinggi, demi terwujudnya kedaulatan negara secara utuh. Ancaman-ancaman berupa ideologi yang bertentangan dengan Pancasila harus diwaspadai. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa umat Islam berperan penting dalam proses perumusan Pancasila, sehingga umat juga ikut bertanggungjawab dalam mempertahankan eksistensi nilai-nilainya.

K.H. Hasan Abdullah Sahal bersama Ali Mochtar Ngabalin (Ketua Badan Koordinasi Muballigh Indonesia) usai rapat
K.H. Hasan Abdullah Sahal bersama Ali Mochtar Ngabalin (Ketua Badan Koordinasi Muballigh Indonesia) usai rapat

Setelah pemaparan dari Irjen TNI, pimpinan rapat mempersilahkan kepada para anggota sidang untuk menyampaikan opini, kritik, maupun pertanyaan kepada narasumber. Beberapa anggota yang menyampaikan pendapat dan pandangannya ialah K.H. Ahmad Cholil Ridwan, Al-Ustadz Zaitun Rasmin, Ali Mochtar Ngabalin, dll. Tanya jawab berlangsung kurang lebih satu jam, diakhiri oleh Prof. Dr. Din Syamsuddin sebagai pimpinan rapat. Beliau menyampaikan bahwa Pancasila tidak bisa dibenturkan dengan umat Islam, karena Pancasila sejatinya merupakan kristalisasi dari nilai-nilai Islam. Justru yang perlu dikhawatirkan adalah paham-paham/isme-isme baru yang muncul di Indonesia yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Hal-hal demikian yang berpotensi mengancam dan merusak kedaulatan negara.

Di akhir, K.H. Hasan Abdullah Sahal diminta untuk menutup rapat dengan doa. Diharapkan, dengan adanya komunikasi dan silaturahim yang baik antara Wantim MUI dengan TNI. Hal-hal yang berkaitan dengan ancaman kedaulatan negara, maupun isu-isu lain dapat diatasi dengan baik dan benar.brada

 

Popular Articles