Date:

Share:

HES 5 Unida Gontor Sambangi Negeri Jiran

Related Articles

DSC_5978
Ustadz Eko memberikan cendera mata kepada pihak INCEIF

GOMBAK- Sebagai tindak lanjut MoU antara UNIDA dan IIUM, Program Studi HES (Hukum Ekonomi Syari’ah) dari fakultas Syari’ah sambangi Malaysia. Tepatnya mereka berkunjung ke IIUM (International Islamic University of Malaysia). Ini adalah kali kedua Prodi HES mengadakan kunjungan ke IIUM dalam program untuk semester 5 yaitu Studi Pengayaan Lapangan (SPL). Untuk membekali wawasan mahasiswa/i dalam dunia hukum dan ekonomi islam, yang nantinya berguna pada Praktek Pengayaan Lapangan (PPL) di semester 6.

Rombongan mahasiswa Unida berangkat dari kampus Siman pada hari Selasa (27/10) tepat 08.00 WIB. Diawali dengan pelepasan oleh Dekan Fakultas Syari’ah, Al-Ustadz Imam Kamaluddin, M.A. beliau, dalam nasehatnya berpesan untuk selalu menjaga ketaqwaan dimanapun, karena taqwa adalah bekal terbaik bagi ummat islam.  “تزودوا فإن خير الزاد التقوى” jelas beliau.

Rombongan ini berjumlah 37 orang, terdiri dari 19 mahasiswa dan 18 mahasiswi. 2 dosen pembimbing, mereka adalah Kepala Prodi HES, Al-Ustadz Eko Nur Cahyo, M.A. dan dosen HES, Al-Ustadz Ahmad Fannani, M.A., untuk menuju ke Malaysia rombongan berangkat dari Bandara Yogyakarta, Adisutjipto, penerbangan pukul 17.15 WIB. Sampai di Malaysia pukul 09.30 waktu setempat.

Malaysia adalah salah satu negara yang berkomitmen untuk menjadi imam dalam Ekonomi Islam. Dan sekarang negara ini sudah menjadi nomor 1 di dunia untuk Ekonomi Islam. Salah satu faktor besar dalam tercapainya prestasi negara ini adalah berdirinya IIUM. Universitas yang biasa disebut UIA (Univesiti Islam Malaysia) ini berdiri tahun 1983 atas ide dari konferensi Makkah tahun 1977. Dan tahun ini genap berusia 32 tahun.

Agenda ini sudah direncanakan jauh-jauh hari. Mulai dari pembuatan proposal acara, pembuatan paspor, sampai tahap terakhir yaitu mengajukan izin ke Pimpinan PMDG. Semua proses itu membutuhkan waktu sekitar 3 bulan.

Dalam SPL selama 6 hari ini rombongan mengunjungi banyak tempat yang menarik. Mulai dari KEMNS (Kulliyah Economy and Management Sience), CELPAD (Centre for Languages and Pre-University Academic Development), INHART (International Institute for Halal Research and Training), IIBF (Institute of Islamic Banking and Finance), Al-Hikmah IIUM Library, INCEIF (International Centre for Education in Islamic  Finance), Bank Negara Malaysia, dan juga ISTAC (kampus Ustadz Hamid dulu) yang sekarang sudah menjadi CRESCENT (Centre for Strategic Continuing Education and Training).

Seperti INCEIF, satu-satunya institusi yang fokus pada Ekonomi Islam dan cabang ilmunya. Baru berdiri 10 tahun namun sudah menelurkan 1.078 sarjana. Ia juga menyumbang 11% makalah tentang ekonomi Islam di dunia. “dari 10 paper ekonomi Islam yang terbit di dunia, 1 diantaranya ditulis di sini.” Terang dosen yang menyambut kami.

Hari Jum’at (30/10), rombongan Gontor mengunjungi INHART, institut yang expert dalam membina praktisi penjaga nilai halal dalam makanan, produk, dan pelayanan. Khususnya dalam dunia industri. Walaupun mereka hanya bergerak dalam pendidikan, namun memberikan kontribusi besar. JAKIM sebagai badan negara yang memiliki tugas melegalkan label halal banyak merekrut alumni instansi ini. “I’m amuzed by this Campus,” terang salah satu mahasiswi peserta SPL ini. Bagaimana tidak, negara yang tidak sepenuhnya muslim ini dapat memberikan perhatian besar terhadap produk halal. Bahkan non muslim pun ikut andil mensuksekannya. Luar biasa.

Sehari sebelum pulang ke Indonesia, Ahad (1/11), rombongan Unida Gontor diundang untuk menghadiri Family Day of IKPM, pertemuan tahunan IKPM, semua alumni Gontor bertemu di sana, tepatnya di lapangan layang-layang. Senin (2/11), rombongan bersiap kembali ke Indonesia. penerbangan pukul 15.15 waktu setempat dari KLIC menuju Yogyakarta, Adi Sutjipto. Penerbangan ini menghabiskan 2 setengah jam, lalu mereka melanjutkan perjalan ke Ponorogo, dan sampai Gontor sekitar jam 11 malam. Aa Rum

Popular Articles