Date:

Share:

Gontor Terima Tamu dari Taiwan

Related Articles

DARUSSALAM—Pondok Modern Darussalam Gontor kedatangan tamu dari negara tetangga, Taiwan, Senin (1/6) lalu. Dengan tujuan mengadakan riset, Profesor Nabil Lin dan asistennya, Abraham Wiliam, diterima K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag., Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor di Kantor Pimpinan, Selasa (2/6) pagi. Sebelum mengadakan silaturrahim dengan Pimpinan Pondok, kedua tamu tersebut sempat diajak melihat-lihat keadaan kampus Gontor dan Institut Studi Islam Darussalam (ISID).


Selama bertatap muka dengan Pimpinan Pondok, keduanya menanyakan banyak hal tentang Gontor. Mereka terlihat antusias mendengarkan penjelasan Pimpinan Pondok berkenaan dengan sistem pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor yang kini telah memiliki 15 cabang di Indonesia. Mereka sangat tertarik betapa Gontor mampu eksis dengan kemandirian sistem sejak berdirinya hingga saat ini, walaupun sempat puluhan tahun tidak mendapat pengakuan dari pemerintah. Tapi, Gontor mampu membuktikan bahwa sistem yang diperoleh dari pengalaman selama 80 tahun lebih itu dapat bersaing dan berprestasi baik di tingkat nasional maupun di kancah internasional.

Abraham mengungkapkan, dengan suksesnya sistem kemodernan yang dianut Gontor, pondok ini layak dijadikan sebagai acuan bagi sistem pendidikan di Indonesia. “Saya kagum dengan Gontor yang tetap mempertahankan sistem, visi, misi dan nilai yang ada di setiap cabang-cabangnya tanpa mengkhawatirkan sekolah-sekolah lain yang kurikulumnya terus-menerus berubah tahun demi tahun,” katanya.

Menurut pengakuan Profesor Nabil Lin yang bernama asli Lin Chang Kuan ini, sebelumnya, ia sudah mengunjungi beberapa pondok pesantren di Indonesia. Profesor Sejarah dan Peradaban Islam di National Cengchi University tersebut menilai, Gontor sangatlah berbeda dengan pondok-pondok yang ada. Tak ada satupun sekolah di Indonesia mampu menyaingi sistem yang berkembang di Gontor. Melihat fenomena ini, selain mengadakan riset mengenai kebangkitan kaum wanita Islam, ia ingin meneliti Gontor lebih mendalam lagi. Karena itulah dia mengaku sangat senang ketika Abraham yang juga merupakan salah seorang mahasiswanya itu memutuskan untuk menjadikan Pondok Modern Darussalam Gontor sebagai bahan rujukan untuk tesis magisternya di National Central University, Taiwan.

Untuk itu, keduanya juga dijadwalkan berkunjung ke kampus Gontor Putri 1 di Mantingan, Ngawi, Selasa (2/6) sore. Mereka mengadakan dialog dengan Direktur Kulliyatu-l-Mu'allimin Al-Islamiyah (KMI), beberapa siswa dan staf pengajar KMI mengenai sistem pengajaran 'kitab kuning' yang diterapkan KMI. Selain itu, mereka juga sempat berdialog dengan Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi tentang kemajuan pendidikan dan pembinaan mahasiswa di ISID Siman. Setelah mengadakan observasi selama satu hari di Gontor Putri 1, mereka pamitan pulang, Rabu (3/6) siang.

Selama penelitiannya, Abraham berkomentar, dia seharusnya membutuhkan waktu berbulan-bulan di Gontor untuk memahami sistematika pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor. “Seminggu sekalipun tidaklah cukup bagi saya untuk meneliti setiap kegiatan yang sarat akan nilai-nilai dan filsafat hidup di pondok ini.”
 

    

Popular Articles