Date:

Share:

Bhineka Tunggal Ika: Potret Keberagaman Budaya Santri

Related Articles

Dalam acara apel tahunan Khutbatu-l-‘Arsy(11/6). Hadirin dibuat terpukau dengan penampilan yang disuguhkan oleh para santri PMDG. Salah satu yang berhasil mencuri perhatian dari para penonton adalah penampilan “Bhineka Tunggal Ika”. Penampilan tersebut terdiri dari gabungan beberapa  tarian tradisional yang berasal dari beragam daerah di Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.

Grand Opening Bhineka Tunggal Ika pada Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy

Adapun beberapa tarian yang ditampilkan yaitu: Tari Wayang Golek dari Bogor, Tari Tor-Tor dari Medan, Barongan dan Jaranan gabungan dari Jawa Tengah & Jawa Timur, Ondel-ondel dari Jakarta, Tari Ya Saman dari Palembang, Tari kecak dari Bali, Singa Deprok dari Bandung, Tari Dayak dari Kalimantan, Tari Pecut dari  Madura, Tari Timur dari  Sulawesi, Reog dari Ponorogo, Tari Campursari dari Jawa Tengah, Tari Topeng Ireng dari Magelang, dan terakhir Tari Zapin dari Melayu.

Di balik meriahnya penampilan dari berbagai tarian tradisional tersebut, ada satu nilai penting yang terkandung dan jarang bisa didapatkan di tempat lain. Nilai tersebut adalah bagaimana para santri menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika, yang berarti meskipun berbeda- beda tapi tetap satu jua ,salah satu semboyan atau moto bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila.

Tari Campursari dalam Penampilan Bhineka Tunggal Ika 2022

Hal ini dapat dibuktikan  dengan bagaimana mereka dapat bersatu dan bekerja sama tanpa memandang perbedaan suku ataupun budaya mereka. Mereka saling melengkapi satu sama lain tanpa memandang perbedaan yang ada, namun justru mereka menciptakan keserasian dari perbedaan tersebut.

Bahkan, hal yang paling unik dari penampilan Bhineka Tunggal Ika yang ditampilkan oleh para santri ini adalah tidak semua dari mereka yang mengikuti sebuah penampilan berasal dari satu daerah yang sama. Belum tentu peserta tarian Timur berasal dari Sulawesi saja, tapi semua yang hendak menjadi peserta tarian tersebut dapat dengan sukarela ikut menampilkan tarian tersebut di depan khalayak ramai.

Hal inilah yang mahal dan tidak mudah didapatkan selain di Gontor. Bahkan hal ini juga menjadi bukti kuat bahwa Gontor sangat menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika, Gontor tetap bersatu meskipun berbeda-beda.  Nasution

Artikel Terkait :

“Bhineka Tunggal Ika” ala Gontor

Gladi Penampilan Budaya: Gontor Tetap Menjunjung Tinggi Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika Internasional di Gontor Kampus 2

Popular Articles