Date:

Share:

Bersahabat dengan Waktu

Related Articles

Sebelum menjadi santri Gontor, banyak yang membayangkan betapa menderitanya nanti kalau suatu saat mereka belajar di pondok ini. Jika mendengar cerita orang-orang (yang belum tentu mengenal Gontor dengan baik), terlintaslah di benak mereka peraturan-peraturan yang begitu mengikat dan mengekang kebebasan dalam berekspresi dan berkreasi. Terbayang pula bagaimana hukumannya jika melanggar disiplin yang ada. Apalagi jika yang bersangkutan begitu alergi dengan yang namanya disiplin. Wah, rasanya berat sekali menjadi santri Gontor! Akhirnya, banyak yang menyerah sebelum berperang. Waduh, kasihan sekali! Jarrib wa laahidz takun 'aarifan, cobalah dulu barulah kita mengetahui dan mengenal Gontor dengan baik.

Mereka yang menyadari betapa pentingnya pendidikan pasti merasakan kepuasan menimba ilmu di Gontor. Ternyata, setelah menjadi santri Gontor, muncullah cerita yang berbeda. Memang, disiplin dijunjung tinggi. Tak seorang santri pun terlepas dari disiplin. Bukankah di setiap tempat itu ada disiplin? Bukan hanya di Gontor. Bedanya, disiplin di pondok ini lahir dari pengalaman yang dijalani selama puluhan tahun. Sehingga, segala peraturan yang diterapkan di Gontor terbentuk dari pengalaman. Dengan kata lain, disiplin inilah yang menjaga kita untuk tidak terperosok ke lubang yang sama. Maka, terasalah bagi seluruh santri bahwa disiplin bukan sekedar peraturan yang melarang ini dan itu. Disiplin Gontor benar-benar memiliki tujuan dan makna yang dalam untuk mendidik santri-santrinya.

Betapa menyenangkan hidup penuh disiplin. Segala sesuatu yang ingin kita lakukan tercapai. Segala program yang direncanakan terlaksana dengan baik. Dengan disiplin, kitalah yang menguasai waktu, mengaturnya dan menatanya. Santri-santri Gontor mengetahui kapan belajar, kapan mereka harus makan, kapan berangkat ke masjid, kapan berolahraga dan melakukan segala aktivitas lainnya. Mereka mengenal waktu sebaik mereka mengenal seorang sahabat.

Sabtu, 10 Juli 2010

Popular Articles