Date:

Share:

Al-Ustadz H. Muhammad Sutikno, BA.: “Status Santri adalah Tamu”

Related Articles

MADUSARI–Sabtu pagi (31/3) pukul 07.00, Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 menyelenggarakan Peringatan Peristiwa Sembilan Belas Maret (Persemar) 1967 di depan Masjid Jami’. Acara ini diisi oleh salah satu guru senior, saksi hidup kejadian tahun 1967 yang sangat keji dan memilukan tersebut, yaitu Al-Ustadz H. Muhammad Sutikno, BA., diikuti oleh seluruh guru dan santri PMDG Kampus 2.
Acara dimulai dengan sambutan dari Al-Ustadz H. Muhammad Hudaya, Lc. M.Ag, selaku Wakil Pengasuh PMDG Kampus 2. Dalam sambutannya, beliau bercerita tentang peristiwa keributan pada tahun 2000 yang beliau alami di Institut Islam Darussalam (ISID), yang mana peristiwa ini hampir-hampir menyerupai apa yang terjadi pada tahun 1967 di Gontor. “Dalang dari keributan ini adalah para mahasiswa non-KMI, yang belum paham tentang kepondokmodernan, mereka tidak setuju dengan kebijakan-kebijakan yang ada saat itu. Mereka mencoret-coret tembok disana sini, membuat keributan di asrama, kelas, dan sampai di jalan-jalan area Institut, namun Alhamdulillah kejadian ini bisa cepat diatasi. Na’uzubillah tsumma na’uzubillah jika peristiwa ini terulang kembali.” Ujar Ustadz Hudaya.
Kemudian acara dilanjutkan dengan Pidato Persemar 1967 oleh Al-Ustadz H. Muhammad Sutikno, BA.. Beliau menyampaikan tentang betapa pentingnya memperingati peristiwa ini sampai harus diadakan tiap tahun, “Ini adalah kejadian yang sangat keji dan tidak seharusnya dilakukan oleh seorang guru dan santri pondok, status santri hanyalah tamu, tidak sepantasnya seorang tamu berbuat seenaknya di rumah orang lain, apalagi sampai membuat keributan. Yang lebih parahnya lagi sampai ingin melengserkan kedudukan Pimpinan Pondok. Ini adalah pelajaran penting bagi seluruh keluarga pondok, untuk selalu menjaga kedamaian di pondok, agar tidak terulang kembali kejadian yang sangat memilukan itu.” Ujar Ustadz Sutikno.
Setelah istirahat (pukul 09.00), acara dilanjutkan dengan pembacaan Sejarah Persemar 1967 oleh Al-Ustadz Agus Budiman, Wakil Direktur KMI dan guru-guru senior lainnya hingga acara usai. rukh

Popular Articles