Date:

Share:

MPR RI Bersama Gontor Akan Menggelar Dialog Kebangsaan dalam Bingkai Peringatan 90 Tahun PMDG

Related Articles

WhatsApp Image 2016-08-30 at 4.34.22 AMGONTOR–Selain rangkaian acara berbentuk perlombaan-perlombaan berskala nasional dan berbagai hiburan untuk santri dan masyarakat, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) juga mengadakan beragam seminar untuk memperingati sembilan dekade usianya. Salah satunya adalah acara “Dialog Kebangsaan” yang dijadwalkan berlangsung pada hari Jum‘at, 2 September 2016 mendatang.

Untuk penyelenggaraan Dialog Kebangsaan yang bertempat di Kampus Pusat Universitas Darussalam Gontor tersebut, Gontor menggandeng Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI). Tentu saja, MPR RI sangat mendukung acara yang digalang Gontor pada hari Jum‘at nanti karena ini merupakan kesempatan yang baik untuk menyosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan yang dimiliki Indonesia.

Penyelenggaraan acara ini menunjukkan betapa besarnya perhatian dunia pesantren yang diwakili Gontor terhadap pelaksanaan Empat Pilar Kebangsaan RI. Hal ini sudah disampaikan Pimpinan Pondok, K.H. Hasan Abdullah Sahal, dalam sambutannya pada acara Sujud Syukur dan Pembukaan Peringatan 90 Tahun Gontor yang dihadiri Wakil Presiden RI, Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, pada tanggal 20 Agustus 2016 lalu.

“Dalam menjaga dan menjalankan pilar-pilar kebangsaan, pesantren berada paling depan. Untuk Pancasila, kami paling depan. Untuk UUD 1945, kami paling depan. Untuk Bhinneka Tunggal Ika, kami juga paling depan. Untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kami pun paling depan,” kata Ustadz Hasan waktu itu.

Dengan tujuan mengungkap peran pesantren inilah, acara Dialog Kebangsaan kali ini mengangkat tema “Peran Sejarah Pondok Pesantren dan Umat Islam terhadap Bangsa dan Negara”. Menurut informasi yang didapat dari Panitia Pelaksana, pembicaranya antara lain Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A. (Wakil Ketua MPR RI), Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag. (cendekiawan Muslim), dan Dr. Yudi Latief (penulis buku “Negara Paripurna: Historitas, Rasionalitas, Aktualitas Pancasila”). shah wa

 

 

Popular Articles