Date:

Share:

Terjun Payung “Free Fall” Warnai Pembukaan Jamrana Nasional 90 Tahun Gontor

Related Articles

WhatsApp Image 2016-08-29 at 2.50.04 PMGONTOR–Jambore dan Raimuna (Jamrana) Tingkat Nasional dalam rangka Peringatan 90 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor telah dimulai. Senin (29/8) siang, Upacara Pembukaan Jamrana yang diikuti Pondok Pesantren se-Indonesia ini digelar di Lapangan Hijau Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2, Madusari, Siman, Ponorogo. Acara dihadiri H. Mardhani Zuhri, S.Pd., M.A. selaku Andalan Nasional Gerakan Pramuka Bina Anggota Muda mewakili Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas).

Sebelum upacara dilaksanakan, Panitia Pelaksana Jamrana menyuguhkan tontonan menarik di angkasa raya, yaitu demonstrasi terjun payung free fall dari ketinggian 5.000 kaki dari permukaan tanah. Penerjunan dilakukan oleh tiga orang prajurit dari Batalion Komando 463 Paskhas Lanud Iswahyudi, menggunakan helikopter Colibri yang terbang dari Lanud Iswahyudi.

Dalam aksinya, ketiga penerjun membawa tiga jenis bendera berbeda. Serka Siswadi, penerjun pertama, membawa Bendera Pondok Modern Darussalam Gontor. Sementara penerjun kedua, Serda Supriyadi, terjun dengan membawa Bendera Jamrana 90 Tahun Gontor. Sedangkan Kopda Yuli Sudarsono, penerjun terakhir, membentangkan Bendera Merah Putih. Mereka bertiga mendarat di tengah arena upacara dengan sempurna.

Saat memberi sambutan, Mardhani Zuhri, mengatasnamakan Kwarnas, sangat mengapresiasi kegigihan Pondok Modern Darussalam Gontor dalam menyiapkan kader-kader pemimpin bangsa. Salah satunya dengan cara menggiatkan aktivitas kepramukaan di pondok.

“Kwarnas Gerakan Pramuka mengapresiasi Pondok Modern Darussalam Gontor yang gigih berkiprah menyiapkan kader pemimpin bangsa. Antara lain dengan mengadakan latihan kepramukaan yang mengukir prestasi aktif, baik di kancah nasional maupun internasional. Salah satunya keikutsertakan Gugus Depan Pondok Modern Darussalam Gontor pada Jambore Nasional (Jamnas) X 2016 di Cibubur Jakarta. Selain itu, pada tahun lalu, Gontor juga mengikuti Jambore Dunia (Jamdun) di Jepang dengan menampilkan kedisiplinan yang mantap dan warna Islami yang terjaga,” tutur Mardhani.

Karena itulah, lanjutnya, Gerakan Pramuka Pondok Modern Darussalam Gontor sangat pantas dan patut menerima berbagai penghargaan di bidang kepramukaan. Salah satu penghargaan yang didapat Gontor berupa Lencana Dharma Bakti dari Kwarnas pada tahun 2009 silam, yang diterima langsung oleh Pimpinan Pondok Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. di Sumedang, Jabar. Selain itu, Gontor juga telah menerima penghargaan berupa Lencana Semangat Rimba Perak dari Malaysia pada tahun 2010, yang juga diterima langsung oleh Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. Baru-baru ini, Gontor kembali mendapatkan penghargaan yang diterima K.H. Hasan Abdullah Sahal berupa Lencana Melati, yaitu penghargaan tertinggi dalam Pramuka. Penghargaan terakhir ini disematkan Ketua Kwarnas Dr. H. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si. kepada Ustadz Hasan pada Upacara Dirgahayu RI ke-71 di hadapan 25.000 peserta Jamnas X di Cibubur.

“Pada kesempatan ini, kami atas nama Kwarnas mengucapkan terima kasih kepada Pondok Modern Darussalam Gontor atas sumbangsihnya di bidang kepramukaan. Terbukti, pada periode kepengurusan kami saat ini di Kwarnas Gerakan Pramuka Masa Bakti 2013–2018 terdapat delapan orang alumni Gontor yang menjadi Andalan Nasional dan memiliki andil besar dalam mewarnai kepramukaan di bumi Nusantara tercinta ini,” ujar Mardhani menutup sambutannya.

Tidak ketinggalan, bertindak sebagai Pembina Upacara pada siang itu, K.H. Hasan Abdullah Sahal membenarkan pernyataan Mardhani Zuhri, bahwa Gontor tidak pernah meninggalkan aktivitas kepramukaan dan selalu berperan di dalamnya.

“Sejak berdirinya, Pondok Modern Darussalam Gontor selalu mengikuti, melakukan, dan senantiasa mengembangkan kepramukaan,” ungkap Ustadz Hasan.

Beliau juga sempat berpesan agar santri-santri tumbuh menjadi orang-orang yang bertanggung jawab. “Sebagai calon pemimpin yang akan membina umat, anak-anak kita ini harus tumbuh menjadi orang-orang yang bertanggung jawab. Jangan sampai masa muda, kekosongan, dan gaya hidup mewah membuat mereka tidak punya daya untuk membina jati diri dan memiliki harga diri. Akhirnya, mereka hanya akan menjadi manusia murahan dan rendahan,” kata beliau.

Ustadz Hasan mengakhiri pesannya dengan meminta para peserta Jamrana untuk memahami dengan baik latar belakang dan tujuan pelaksanaan pesta akbar Gerakan Pramuka se-Indonesia tersebut.

Acara Jamrana kali ini bertemakan “Menggali Kreativitas, Membentuk Pramuka Islami”, berlangsung selama satu pekan, dimulai pada Sabtu ini, 29 Agustus 2016, hingga Sabtu yang akan datang, 5 September 2016. Pelaksanaannya meliputi tiga lokasi, yaitu Kampus Pusat Pondok Modern Darussalam Gontor, Bumi Perkemahan Mojosemi Sarangan Plaosan, dan Bumi Perkemahan Sekipan Tawangmangu Karanganyar. Bentuk kegiatannya mencakup wisata pendidikan, petualangan, menggali wawasan dan kreativitas, permainan tradisional dan modern, perlombaan, serta permainan menguji ketahanan hidup atau survival game.

Untuk kesuksesan acara, Panitia Pelaksana dibantu 67 orang juri, 116 siswa kelas 6 Kulliyatu-l-Mu‘allimin Al-Islamiyah (KMI), dan 53 orang siswa kelas 5 KMI. Panitia juga mendapat dukungan dari 19 prajurit dari Paskhas 463, 28 anggota TNI AU dari Lanud Iswahyudi, dua orang pelatih dari Jakarta, 10 orang outbond provider, tiga orang anggota PMI, beberapa anggota Polres, serta sejumlah anggota Aklam, Gastrada, dan Laboratorium Gontor.

Adapun total jumlah peserta mencapai 1.774 orang. Mereka berasal 77 kontingen dari berbagai pondok pesantren di Nusantara, termasuk kontingen tuan rumah (Pondok Modern Darussalam Gontor) dan kampus-kampusnya. shah wa

Popular Articles