Date:

Share:

Sukses Menggelar Reuni Akbar, Gontor Buktikan Perannya sebagai Perekat Umat

Related Articles

14199263_1178727862184251_7535568954137850426_nGONTOR–Sabtu (3/9) pagi, bertepatan dengan tanggal 1 Dzulhijjah 1437, ribuan alumni Pondok Modern Darussalam Gontor berdatangan dari berbagai pelosok negeri hingga penjuru dunia, menghadiri Reuni Akbar dalam rangka memperingati dan mensyukuri 90 tahun usia pondok. Mereka memadati halaman Masjid Jami‘ dan area Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM), duduk tertib dan rapi di atas kursi-kursi yang telah disediakan memanjang seratus meter lebih ke arah timur masjid.

Para alumni dari berbagai angkatan, profesi, pangkat, dan tingkatan usia tersebut menyatu dalam naungan almamater tercinta, dengan rela melepas sekat-sekat pembatas berupa atribut kesukuan, kepartaian, keorganisasian, kelembagaan, jabatan, dan lain sebagainya. Semuanya bisa bersatu dalam bingkai ukhuwah Islamiyah sesuai nilai-nilai Panca Jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor yang telah meresap ke dalam hati dan sanubari. Inilah bukti konkret peran Gontor dalam mempersatukan umat. Maka, tidaklah berlebihan jika banyak yang mengatakan bahwa Gontor terlahir ke dunia ini dan hadir di Nusantara sebagai perekat umat dan bangsa sedunia.

Hal senada disampaikan K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, dalam sambutannya. Bahwasanya, sekat-sekat perbedaan yang sering membuat orang-orang berselisih akan mencair di Gontor. Inilah yang dicontohkan tiga pendiri Gontor atau Trimurti. Walaupun mereka seringkali memiliki pandangan berbeda, tapi mereka mampu menyatukan ide dan berjalan bersama-sama. Dengan meneladani Trimurti itulah, anak-anak Gontor bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat, dan berperan aktif mempersatukan umat. Kemampuan mempersatukan umat inilah yang tidak disukai musuh-musuh Islam.

Di berbagai kesempatan, termasuk pada acara reuni ini, Ustadz Hasan mengatakan, “Ayat al-Qur’an yang paling dibenci oleh musuh-musuh Islam atau non-Muslim adalah ayat tentang persatuan atau ukhuwah Islamiyah.”

Menyaksikan kehadiran alumni yang terhitung mencapai 11.000 lebih tersebut, K.H. Hasan Abdullah Sahal sempat terharu dan menitikkan air mata di sela-sela sambutannya. Ustadz Hasan tak kuasa menahan rasa bahagia menyaksikan wujud cinta alumni-alumni Gontor terhadap pondok. Demi menjenguk “ibu” di hari itu, mereka rela meluangkan waktu dan meninggalkan segala kesibukan untuk datang ke Gontor. Mereka juga telah menyumbangkan tenaga dan pikiran hingga dana bantuan yang maksimal untuk kesyukuran 90 tahun kampung nan damai “Darussalam”.

Kepada para alumni, Ustadz Hasan berpesan agar senantiasa berbuat yang terbaik, baik untuk kemaslahatan umat manusia di dunia, maupun untuk kepentingan hidup di akhirat kelak. “I‘mal li dunyaaka kaannaka ta‘isyu abadan, wa‘mal li aakhiratika kaannaka tamuutu ghadan,” ujar beliau.

14231777_10210923136013600_31808439263151248_oSelanjutnya, beliau mengatakan, “Gontor ikut perjuangan memerdekakan Republik Indonesia ini. Kita tidak perlu berkoar-koar, karena kita tidak mencari pengakuan. Orang yang tidak punya pengakuan mencari pengakuan. Orang yang tidak punya nama mencari nama. Orang yang tidak punya titel mencari titel. Orang yang tidak mempunyai muka mencari muka. Kita tidak termasuk golongan itu! Tetapi, untuk kemerdekaan Indonesia, sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai sekarang, Gontor berada di barisan terdepan.”

Ustadz Hasan juga menyinggung tema Peringatan 90 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu “Mengestafetkan Nilai-nilai Perjuangan untuk Kemuliaan Umat dan Bangsa”.

“Sejujurnya, saat ini saya bersama Ustadz Syukri dan Ustadz Syamsul memimpin pondok ini hanya 30 persen saja, sisanya sudah bisa ditangani kader-kader kami. Kami sudah berupaya mewariskan nilai-nilai pondok kepada kader-kader yang akan meneruskan perjuangan di pondok ini. Jadi, andaikata kami sudah tiada, mereka sudah siap menggantikan.”

Ustadz Hasan juga menyatakan bahwa Gontor mendidik santri-santrinya untuk menjadi tuan di negeri sendiri. Karena itu, Gontor beserta segenap santrinya tidak rela Tanah Air Indonesia diinjak-injak oleh negara lain.

“Makanya, kalau bisa negeri ini dipimpin anak-anak Gontor,” harap sang kiai.

Acara reuni berlangsung mulai jam sembilan pagi hingga siang hari. Setelah pesan-pesan dan nasihat dari Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, K.H. Hasan Abdullah Sahal, acara dilanjutkan dengan penyampaian kesan-kesan dan harapan dari para alumni sekaligus tokoh nasional di negeri ini, diwakili Prof. Dr. K.H. Dien Syamsuddin, M.A., Dr. K.H. Hidayat Nur Wahid, M.A., Dr. H. Abdurrahman Muhammad Fachir, dan Dr. K.H. Hasyim Muzadi. Mereka saling berbagi pengalaman dan kisah sukses berkiprah di tingkat nasional maupun internasional dengan menerapkan nilai-nilai yang didapat dari Gontor. Mereka menyampaikan keyakinan berdasarkan pengalaman, bahwa Gontor benar-benar mampu mewarnai dunia. shah wa

Popular Articles