Date:

Share:

Menara Masjid Jami’ Kado Istimewa 9 Dekade Pondok Modern Darussalam Gontor

Related Articles

whatsapp-image-2016-09-11-at-6-10-55-am-8GONTOR–Senin ini, 19 September 2016, menjadi hari terakhir sekaligus puncak acara Peringatan 90 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor yang dibuka dengan Sujud Syukur Bersama Wakil Presiden RI, Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, pada tanggal 20 Agustus 2016 lalu. Kali ini, Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, berkenan hadir mengikuti acara penutup berupa Resepsi Kesyukuran 90 Tahun Gontor. Pada hari itu pula, Bapak Presiden RI berkesempatan meletakkan batu pertama pembangunan menara baru Masjid Jami’ Pondok Modern Darussalam Gontor.

Menara baru tersebut merupakan kado istimewa untuk pondok tercinta di Peringatan 90 Tahun ini. Betapa tidak, Gontor sudah lama berencana merenovasi menara lamanya yang berdiri tegak di sebelah utara Masjid Jami’ itu, bahkan sudah merancang menara baru untuk menggantikannya. Akhirnya, Peringatan 90 Tahun Gontor ini menjadi momen yang paling tepat untuk memulai pembangunannya.

Menara lama memang sudah tua seusia masjidnya. Masjid Jami’ yang selesai dibangun bersama menaranya menjelang akhir tahun 70-an itu sudah hampir berusia setengah abad. Pembangunan masjid dimulai pada tahun 1969 oleh Panitia Pelaksana Pembangunan Masjid yang dibentuk K.H. Ahmad Sahal dan K.H. Imam Zarkasyi dengan diketuai oleh Ustadz Abdullah Mahmud. Sedangkan peresmian masjid yang diarsiteki secara sukarela oleh Ir. H. Muhammad Suyuthi, Direktur PT Adhi Karya Jakarta, tersebut diadakan pada tanggal 2 Maret 1978 silam, sebagai bagian dari acara puncak Peringatan Setengah Abad Pondok Modern Darussalam Gontor. Waktu itu, Presiden Soeharto berkenan memenuhi undangan Gontor untuk menghadiri acara sekaligus meresmikan Masjid Jami’ bersama sejumlah menteri dan duta besar negara-negara Islam.

14409619_1184548964945166_4731184905135685440_o
Lokasi Peletakan Batu Pertama Menara Baru

Walaupun sudah memasuki masa usia setengah abad, Masjid Jami’ tetap tampak kokoh. Beberapa tahun yang lalu, Masjid Jami’ dipercantik dengan kubah barunya yang lebih artistik dan futuristik. Beberapa bagian masjid dipugar dan diperbagus, termasuk pagar di sekelilingnya, sekaligus tangga bagian depan-belakang dan kanan-kirinya. Kini, tampaklah Masjid Jami’ nan gagah dengan “wajah” barunya yang megah dan menawan. Namun, jika dicermati, masih terlihat janggal karena menara di sampingnya belum mendapat polesan apapun, tak selaras dengan kubah barunya yang indah. Memang, menara itu masih menantikan penggantinya. Maka, dengan adanya acara Peletakan Batu Pertama oleh Presiden RI Joko Widodo pada puncak Peringatan 90 Tahun Gontor, Senin (19/9) pagi, pembangunan menara baru resmi dimulai tahun ini.

Menara baru Masjid Jami’ yang akan dibangun tersebut diarsiteki oleh Pak Slamet, alumnus Gontor asal Ponorogo yang dahulu berpengalaman sebagai staf Pembangunan Gontor. Namun, saat ini ia berdomisili di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura dengan menjadi guru tetap di sana. Ceritanya, Ia bersama Ustadz Abdullah Mahmud dikirim dari Gontor untuk membantu proyek pembangunan Masjid Al-Amien. Setelah selesai, Ustadz Mahmud kembali ke Gontor, sedangkan Pak Slamet menetap di sana. Ustadz Mahmud sendiri hingga akhir hayatnya di Gontor mendapat amanah sebagai Ketua II Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor sekaligus Ketua Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok Modern (YPPWPM).

“Ketika pembangunan Masjid Al-Amien, Pak Slamet dikirim ke Madura bersama Ustadz Mahmud. Ternyata, setelah proyek pembangunan masjid tersebut selesai, beliau disuruh menikah dan menjadi guru di sana,” cerita Ustadz Dedi Mulyanto, salah satu penanggung jawab pembangunan menara masjid, beberapa hari yang lalu, Jum‘at (16/9), saat menjelaskan rancangan menara baru Masjid Jami’ yang akan dibangun.

Masjid Jami' dengan Menara Lamanya
Masjid Jami’ dengan Menara Lamanya

Menurut Ustadz Dedi, menara baru dirancang dua kali lipat lebih tinggi dari menara lama. Menara lama yang mulai dibangun pada tahun 1977 itu hanya setinggi 45 meter, sedangkan menara baru direncanakan mencapai tinggi 90 meter. Selain itu, menara baru ini akan dilengkapi bangunan dasar berlantai tiga seluas 11 x 11 meter persegi. Lantai pertama diproyeksikan untuk kantor, lantai kedua akan digunakan untuk perpustakaan, sedangkan lantai ketiga rencananya akan difungsikan sebagai ruang studio rekaman atau studio radio Suara Gontor (Suargo) FM. Namun, kata Ustadz Dedi, ada juga rencana digunakan untuk kelompok pembelajaran Al-Qur’an Jam‘iyyatul Qurra’ (JMQ). Pastinya, fungsi ketiga lantai itu nantinya tergantung keputusan Pimpinan Pondok setelah proyek pembangunan menara selesai–ditargetkan–pada tahun 2018 mendatang.

Keberadaan menara sebagai pelengkap bangunan masjid sudah menjadi simbol peradaban Islam. Bentuk arsitektur yang paling strategis dan terbaik sebagai penanda kehadiran dan keberadaan Islam di suatu tempat adalah menara. Sebagai bagian dari simbol peradaban, menara dibangun umat Islam lantaran memiliki fungsi yang amat penting, yakni sebagai tempat untuk mengumandangkan adzan. Dalam sejarah peradaban Islam, selain sebagai tempat untuk adzan, beberapa menara yang dibangun juga berfungsi sebagai mercusuar atau menara pengintai. Karena itulah, sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengemban misi dakwah Islamiyyah, menara menjadi salah satu identitas keislaman yang patut dilestarikan di Pondok Modern Darussalam Gontor. shah wa

Popular Articles