Date:

Share:

Kesembuhan Kiai Syukri, Harapan Besar Penghuni Darussalam

Related Articles

Sudah 3 tahun, Kiai kami, Guru kami, Dr. (HC) K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. jatuh sakit. Semenjak bulan April 2012, tepatnya pada masa Ulangan Umum Akhir Tahun, Kiai Syukri, yang kala itu sangat aktif mengontrol dan checking perkembangan pondok hingga ke cabang-cabang, tiba-tiba jatuh sakit. Melalui proses pengobatan yang cukup panjang hingga ke Rumah Sakit di Madiun, Surabaya dan Jakarta, Kiai Syukri didiagnosa menderita Aneurisma, penyakit pelebaran abnormal pada pembuluh nadi karena kondisi dinding pembuluh darah yang lemah.

Semenjak hari beliau sakit, para santri seakan kehilangan sosok Kiai Syukri yang begitu memotivasi, menginspirasi dan mengajari tentang arti kehidupan. Hingga beliau kembali dari masa pengobatan yang cukup panjang di berbagai tempat, baik santri, guru dan keluarga pondok, merasa ada perbedaan yang cukup signifikan dalam diri beliau. Sosok Kiai Syukri yang dulu, kini telah banyak berubah.

Secara kepondokmodernan, tugas Pimpinan Pondok harus tetap berjalan. Otomatis, seluruh tugas dan tanggung jawab Pimpinan Pondok diberikan kepada K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul Hadi Abdan. Tugas yang sedianya dilaksanakan oleh tiga orang, kini dilakoni oleh dua orang, dan beliau berdua pun, saat ini sudah memasuki usia di atas 60 tahun.

Kini, seluruh penghuni Darussalam tidak lagi dapat mendengar petuah, nasehat dan wejangan dari beliau seperti masa sehat dulu. Kalaupun memberi sambutan, hanya beberapa kalimat saja yang beliau katakan. Itupun tak semuanya dapat dipahami oleh para santri dengan mudah. Ada beberapa bagian yang kurang jelas, kalimat-kalimat yang tak berkesinambungan hingga singkatnya masa beliau bicara, menjadikan para santri ataupun guru, tak dapat menangkap apa yang beliau maksudkan dengan mudah.

K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi dalam salah satu sesi latihan.
K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi dalam salah satu sesi latihan.

Kiai Syukri kini sehari-hari tinggal di kediaman beliau yang terletak di sebelah barat lapangan hijau Pondok Modern Darussalam Gontor. Ustadz Pamuji, salah seorang staf Guru KMI yang bertugas merawat beliau, menerangkan bahwa kini, hari-hari beliau lebih banyak dihabiskan untuk masa recovery (pemulihan) dari penyakit. Setiap pagi, usai shalat Subuh, beliau biasa sarapan bubur Talbinah, sejenis bubur yang terbuat dari gandum. Kemudian, beliau melakukan training di lapangan hijau atau depan gedung Rabithah hingga pukul 08.15 WIB.

Setelah training pagi, beliau melakukan sarapan sekitar pukul 09.00 WIB dan dilanjutkan dengan kegiatan santai. Pukul 10.30 WIB, beliau melanjutkan latihan hingga siang hari, kemudian shalat Dzuhur, makan makanan ringan atau buah-buahan dan kemudian istirahat. Pada sore hari, bangun dari istirahat siang, Kiai Syukri biasa makan sore terlebih dahulu, mandi dan rehat sejenak. Latihan dilanjutkan pada malam hari bersama Pak Edi, terapis dari RSUD Ponorogo.

Dalam latihan pagi, siang atau malam, beliau kini fokus kepada stabilisasi ekstrimitas dan stimulasi organ tubuh sebelah kiri. Karena selama ini, latihan melempar bola, angkat tangan atau berdiri dengan tongkat pun masih menggunakan tangan kanan yang notabene sudah pulih. Selain itu, Kiai Syukri kini juga fokus dengan latihan standing balance (keseimbangan berdiri) tanpa bantuan. Waktu paling lama bagi Kiai Syukri untuk berdiri tanpa bantuan adalah sekitar 240 detik. Itupun tergantung kondisi beliau saat itu, tidak setiap hari stabil.

Meski demikian, Kiai Syukri tetap aktif mengikuti kegiatan-kegiatan penting pondok, seperti halnya Apel Tahunan Khutbatul Arsy di Gontor Pusat ataupun Gontor cabang, Sidang Badan Wakaf, perkumpulan-perkumpulan di BPPM, Pentas Seni Panggung Gembira atau Drama Arena. Selain itu, beliau juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di luar pondok, seperti halnya Silaturahim Nasional Gontor Putri di Jakarta, Silaturahim Tur Guru-guru Keluarga di Bandung, Kongres Umat Islam di Jogja, dan beberapa kegiatan lain di dalam Jawa maupun luar Jawa. Bahkan, dalam kondisi seperti itu, beliau juga menyempatkan untuk umroh bersama keluarga dan berkunjung ke IKPM serta alumni-alumni di Malaysia beberapa waktu lalu.

Tidak banyak yang bisa kita lakukan selain berdoa kepada Allah SWT untuk kesembuhan beliau agar dapat kembali melaksanakan aktivitas sebagai Pimpinan PMDG seperti sediakala. Baik bagi para santri, guru-guru KMI, keluarga besar PMDG, alumni-alumni, Kiai-kiai pondok alumni dan para tokoh nasional yang pernah merasakan didikan beliau secara langsung ataupun tidak langsung, tentunya memiliki harapan besar, agar suatu saat nanti, Kiai Syukri dapat kembali sehat secara utuh, berpidato, memotivasi dan mengajari kita tentang kepondokmodernan, kepemimpinan dan arti kehidupan.binhadjid

Popular Articles