Date:

Share:

Gontor dan Stabilitas

Related Articles

Keramaian Santri Saat Pembukaan Tahun Ajaran Baru
Keramaian Santri Saat Pembukaan Tahun Ajaran Baru

“Tempalah besi ketika masih panas”. Ungkapan itu sering terdengar saat pembukaan Tahun Ajaran Baru di Pondok Modern Darussalam Gontor. Maknanya sangat jelas. Seperti besi yang masih dalam keadaan panas, santri-santri yang baru saja melepas penat di rumah, membuang jenuh di tempat liburan masing-masing, menghilangkan rasa jemu dengan berlibur panjang, melenyapkan rasa bosan bersama keluarga, telah kembali bersemangat saat kembali ke pondok tercinta.

Mereka ibarat besi panas yang siap ditempa, siap dididik kembali dengan semangat baru yang menggebu-gebu karena telah menikmati liburan yang menyenangkan bersama keluarga di rumah. Gontor sangat memahami situasi ini. Santri jangan dibiarkan berlama-lama tanpa aktivitas setelah liburan. Semangat yang tadinya menggelora bisa padam seketika jika tidak segera dikelola. Jika besi panas itu telah mendingin, maka ia akan sangat sulit untuk dibentuk. Keras dan bisa patah. Butuh waktu dan usaha lagi untuk memanaskannya.

Karena itulah, Gontor segera melakukan stabilisasi kegiatan pondok setelah santri-santri tiba. Pada hari pertama setelah liburan usai, diadakan upacara pembukaan Tahun Ajaran Baru yang wajib dihadiri seluruh santri dan guru, tanpa terkecuali. Ucapan selamat datang terdengar dari kiai menyambut kembalinya mereka ke pondok dengan bahagia. Mereka diminta untuk kembali ke pondok ini dengan “kaaffah”, sepenuh hati. Kiai mengingatkan santri-santrinya untuk memperbaharui niat mereka belajar di Gontor, dengan niat yang tulus dan ikhlas menuntut ilmu. Mereka juga diingatkan agar melupakan masa-masa liburan yang penuh kenangan itu. Ibarat kata, jangan sampai orangnya sudah berada di Gontor, tapi hati dan pikirannya masih tertinggal di rumah. Liburan itu telah usai, kini saatnya belajar kembali agar impian dan cita-citanya tercapai.

Kesadaran guru-guru dan santri-santri dalam berdisiplin sangat membantu terciptanya stabilitas pondok. Kedatangan mereka tepat waktu sehabis liburan, baik di awal semester pertama maupun saat memasuki semester kedua, memudahkan pondok untuk melakukan stabilisasi secepat mungkin. Pembagian jadwal mengajar dilakukan sehari setelah pembukaan Tahun Ajaran Baru. Santri-santri pun beramai-ramai membersihkan kelas dan asrama setelah mengikuti pengabsenan wajib. Dengan ini, dinamika pondok benar-benar terjaga dan terpelihara penuh keteraturan.

Pada minggu pertama awal tahun, Gontor menghadapi saat-saat paling sibuk. Pondok benar-benar dipadati ribuan santri melebihi kapasitas yang ada. Itulah bulan Syawwal. Ribuan santri yang berlibur panjang di rumah selama Ramadhan telah kembali ke pondok. Pada saat yang sama, sekitar empat ribuan calon pelajar memadati pondok untuk mengikuti Ujian Masuk KMI. Bisa dibayangkan, betapa ramainya pondok pada hari-hari itu. Jumlah itu ditambah para wali santri yang belum pulang menantikan hasil ujian anak-anak mereka, was-was antara lulus atau tidak. Bisa diperkirakan, pada waktu itu Gontor dipadati lebih dari 10.000 orang. Padahal, jumlah sebanyak 4.000 santri saja pada hari-hari biasa sudah sangat ramai. Apalagi dua kali lipat lebih dari itu.

Namun, keramaian itu tidak menghambat pondok untuk melakukan stabilisasi kegiatan guru-guru dan santri-santrinya. Situasi ini sudah dipikirkan bersama-sama dengan matang dari jauh hari, sehingga segala sesuatunya bisa berjalan tertib dan teratur. Calon pelajar dengan tenang mengikuti ujian tulis mereka sehari itu. Para wali santri juga memahami peraturan pondok, bersikap tenang di tempat-tempat khusus tamu yang telah ditentukan. Sedangkan santri-santri beramai-ramai membersihkan pondok, menempati asrama baru dengan riang gembira.

Esok harinya, guru-guru telah siap dengan jadwal mengajar selama satu semester, dibagikan pada pertemuan perdana bersama sang kiai pada pagi hari. Demikian pula dengan santri-santri, mereka telah mendapatkan jadwal pelajaran yang dibagikan para wali kelas pada siang hari. Dengan jadwal yang sudah di tangan, guru-guru telah siap mengajar dan santri-santri telah siap belajar di kelas baru mereka. Mereka tidak terganggu dengan adanya calon-calon pelajar yang masih menunggu pengumuman hasil ujian. Kegiatan santri berjalan sebagaimana biasa. Walaupun ada beberapa santri dari Kelas 6 yang terlibat membantu Panitia Ujian Masuk KMI mengatur tamu-tamu dan menertibkan calon-calon pelajar itu. Mereka mulai belajar aktif di kelas sehari setelah jadwal dibagikan. Guru-guru pun langsung memulai pelajaran dengan penuh semangat bersama mereka.

Pada minggu pertama itu, Gontor melakukan stabilisasi dengan tertib dan teratur. Satu demi satu kegiatan ekstrakurikuler berjalan aktif, didahului aktivitas KMI dengan kegiatan belajar mengajarnya. Stabilitas pondok benar-benar normal setelah selesai pengumuman kelulusan calon pelajar menjadi santri Pondok Modern Darussalam Gontor. Mereka menunggunya dua atau tiga hari setelah ujian dilaksanakan. Maklum, pengoreksian ribuan lembar jawaban calon pelajar itu membutuhkan waktu, walaupun sudah mengerahkan seluruh guru yang jumlahnya mencapai lima ratusan orang. Wali santri yang menunggu pun memakluminya. Mereka bersabar dan terus berdoa agar anak kebanggaan lulus menjadi santri Gontor sesuai harapan.

Setelah pengumuman calon pelajar menjadi santri baru, diadakan pembagian asrama dan kelas secara terpisah. Pembagian asrama untuk anak baru diadakan tepat setelah pengumuman. Sedangkan pembagian kelas santri-santri baru itu diadakan keesokan harinya. Dengan dimulainya kegiatan belajar mengajar untuk santri baru, pondok pun telah berjalan stabil. Aktivitas lainnya secara teratur menyusul kemudian dan melengkapi stabilitas pondok sebagaimana dijadwalkan dalam kalender tahunan kegiatan Pondok Modern Darussalam Gontor.

Demikian pula halnya dengan akhir tahun atau semester kedua, walaupun sedikit berbeda. Stabilisasi pondok pada semester kedua berlangsung lebih cepat karena tidak perlu menunggu pengumuman kelulusan calon pelajar seperti pada bulan Syawwal. Sehari setelah liburan usai, KMI langsung beraktivitas dengan mengadakan pembagian jadwal mengajar untuk guru-guru. Kegiatan belajar mengajar pun berjalan normal setelah itu. Guru-guru langsung mengajar sehari setelah pembagian jadwal. Santri-santri masuk kelas seperti biasa tanpa menunggu berhari-hari. Kegiatan ekstrakurikuler pun aktif satu per satu hingga dinamika pondok berjalan stabil sebagaimana biasanya. Prinsipnya, awal yang baik adalah setengah dari perjalanan. Kata Pak Zar, perjalanan seribu kilometer dimulai dengan ayunan langkah kaki pertama.

Demikianlah Gontor bergerak secara konsisten setiap tahun, mendidik santri-santri untuk selalu bergerak dan menggerakkan, berjuang dan memperjuangkan, serta bisa hidup dan menghidupi. Bergeraklah, karena gerakan itu mengandung berkah!*elk

 

Popular Articles