Date:

Share:

Gontor dan Rapor

Related Articles

Saat-saat yang paling ditunggu santri setelah liburan pertengahan tahun adalah pembagian rapor. Setiap santri ingin segera mengetahui hasil ujiannya pada semester pertama. Lembaran kertas putih yang akan dibagikan wali kelas itu berisi hasil usaha dan kerja kerasnya setengah tahun yang lalu. Biasanya, rapor hasil ujian pertengahan tahun dibagikan seminggu setelah liburan, ketika santri-santri sudah berada di pondok.

Kehidupan Santri di Gontor
Kehidupan Santri di Gontor

Menjelang pembagian rapor, suasana hati mereka beraneka ragam. Ada yang tenang-tenang saja. Ada yang merasa was-was tak karuan. Ada juga yang bahagia karena yang dinantikan telah tiba.

Tapi, hari itu bukanlah hari untuk berputus asa bagi santri yang nilainya tidak sesuai harapan. Apalagi mereka tahu bahwa putus asa itu tidak disukai Allah, bahkan dilarang. Mereka masih memiliki akhir tahun. Semester kedua baru saja dimulai sebagaimana mereka mulai melangkah dengan semangat baru. Jadi, kesempatan itu masih ada dan selalu ada. Demikian pula dengan harapan.

Hari itu juga bukan hari untuk berbangga diri bagi santri yang nilainya memuaskan. Mereka tidak perlu berpesta untuk merayakannya. Cukuplah sujud syukur dan tetap rendah hati karena perjalanan masih panjang. Jika ada yang sampai terlena karena nilai bagusnya itu, maka bersiaplah untuk mendapat giliran menangis di bulan Syawwal nanti.

Tidak ada yang bisa menjamin santri yang nilai rapor pertengahan tahunnya di atas rata-rata akan naik kelas. Walaupun ia memiliki harapan besar dengan nilainya, tapi itu tetaplah bukan jaminan. Ia masih harus belajar karena kenaikan kelas tidak hanya ditentukan hasil ujian pertengahan tahun, tapi juga bergantung pada nilai ujian akhir tahun. Keduanya akan digabung dan dirata-ratakan untuk menentukan kenaikan kelasnya.

Karena itulah, setelah pembagian rapor pertengahan tahun, santri-santri diminta mengevaluasi diri. Mereka diberi waktu untuk merenung. Baik santri yang nilainya bagus maupun santri dengan nilai yang tidak memuaskan, sama-sama berintrospeksi. Sehingga, masing-masing memiliki rencana yang matang untuk belajar lebih baik lagi pada semester kedua.

Selain itu, Gontor membina santri-santrinya untuk saling membantu belajar dan mengingatkan satu sama lain. Santri yang cerdas dan bisa memahami pelajaran dengan baik mengajari temannya yang merasa kesulitan dalam memahami pelajaran. Demikian pula sebaliknya, santri yang merasa dirinya tidak mudah belajar dan seringkali menemukan kesukaran harus rajin bertanya kepada teman atau guru. Begitu indahnya kehidupan santri dengan saling membantu dan menasihati.

Selain melihat nilai akademis santri pada semester pertama dan kedua itu, Gontor juga sangat memperhatikan nilai akhlak dan mental santri. Kepribadian mereka selama setahun di pondok, baik di kelas maupun di asrama, juga mendapatkan penilaian. Wali kelas memiliki rapor khusus untuk menilai kepribadian anak didiknya. Rapor ini akan menjadi pertimbangan lainnya untuk menentukan kenaikan kelas seorang santri.

Berbeda dengan pertengahan tahun, pembagian rapor hasil ujian akhir tahun tidak begitu dinantikan santri. Yang paling mereka nantikan adalah sebuah surat yang dikirimkan pondok ke rumah saat liburan akhir tahun di bulan Ramadhan. Melalui surat itulah mereka sudah tahu hasil ujian akhir tahun sebelum pembagian rapor pada bulan Syawwal. Di dalamnya terdapat salinan rapor akhir tahun. Sementara rapor asli hanya dibagikan di pondok setelah liburan usai. Bersama salinan rapor itu, mereka juga menerima surat pemberitahuan kenaikan kelas dari Direktur KMI. Inilah surat yang sangat dinantikan setiap santri di rumah masing-masing selama bulan Ramadhan. Dengan datangnya surat itu, mereka bisa berbagi dengan orang tua di rumah, entah berbagi kesyukuran atau berbagi kesabaran. Yang pasti, mereka akan selalu bersyukur mendapat pendidikan yang begitu berharga selama di Gontor.

“Seindah-indah masa adalah masa di kala menuntut ilmu. Seindah-indah pengalaman adalah pengalaman menuntut ilmu. Bersyukurlah karena kalian mengalaminya di Gontor,” demikian kata kiai dan guru-guru di Pondok Modern Darussalam Gontor.*elk

Popular Articles