Geliat Santri Jelang 10 Ramadhan

Sudah menjadi rutinitas tahunan, tiap kali menjelang 10 Ramadhan, para santri hingga guru-guru Kulliyyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) memperlihatkan gerak-gerik pertanda kesibukan. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan rentetan acara puncak di bulan suci ini. Memang pondok tak seramai hari biasa, namun hal ini tak mengurangi semangat pergerakan para penghuni pondok, terutama Siswa Akhir KMI.

Bagaimana tidak, masa-masa ini merupakan masa terakhir mereka menyandang gelar siswa KMI Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Karena, tepat pada 11 Ramadhan, seluruh title panggilan al-akh –panggilan yang sering dilontarkan para anggota kepada siswa kelas 6-, akan berubah menjadi Al-Ustadz. Memang yudisium baru dilaksanakan pagi 11 Ramadhan, namun sejatinya, ada acara yang jauh lebih penting dari itu, yakni Resepsi Khataman Siswa Akhir KMI. Awalnya, acara ini hanya dihadiri Pimpinan dan Siswa Akhir saja, namun seiring perkembangan zaman, para wali murid turut dilibatkan dalam acara yang berlangsung pada awal tanggal 11 Ramadhan (10 Ramadhan malam), karena awal hari dalam kalender Hijriyah diawali saat matahari terbenam.

Resepsi Khataman, sebenarnya nampak seperti halnya acara perpisahan di sekolah-sekolah pada umumnya. Yang di mana kepala sekolah menyampaikan sambutan, dilanjutkan wali murid, perwakilan murid serta diakhiri dengan penampilan-penampilan dari para calon alumni. Namun, hal tersebut nampaknya tak dapat disamakan dengan Resepsi Khataman di Gontor. Secara kasat mata sama, namun kesakralannya tak dapat disamakan. Hal ini terlihat dari kehadiran seluruh jajaran penting dari Badan Wakaf, Pimpinan, Ketua-ketua lembaga, hingga para Wakil Pengasuh Gontor cabang turut hadir dalam acara tersebut.

Memang awalnya adalah sambutan-sambutan dari perwakilan tiap elemen yang hadir. Namun sejatinya, acara itu adalah penyampaian amanat yang sejak dahulu selalu disampaikan oleh para Trimurti pendiri Gontor saat melepas para santrinya menjadi alumni. Hal tersebut tertuang dalam pesan terakhir Trimurti yang dibacakan para anggota Badan Wakaf dan Pimpinan PMDG.

Kalimat-kalimat yang dibacakan sekilas nampak sederhana, namun tertuang dari hasil pemikiran yang mendalam. Yakni perasaan sedih bercampur aduk yang dirasakan para Trimurti saat ditinggal para santrinya berjuang di masyarakat. Dengan harapan, meski Trimurti sudah tiada, namun cita-cita tersebut dapat diteruskan hingga akhir nanti.

Sebelum Resepsi Khataman, saat maghribnya, ada kegiatan yang tak kalah penting. Yakni Buka Puasa Bersama Pimpinan PMDG dengan 10 ribu masyarakat Ponorogo dan sekitarnya. Dan tahun ini, menurut rencana, akan dihadiri Menteri Riset dan Teknologi RI, Bapak Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, MS.

Kedua kegiatan inilah yang membuat akhir-akhir ini Gontor nampak ‘sedikit’ lebih sibuk dari biasanya. Saat liburan siswa KMI kelas 1 hingga kelas 4, Gontor bukannya semakin sepi ditinggal para santrinya berlibur, namun sejatinya justru semakin sibuk karena menyambut acara-acara tersebut. Hal ini merupakan cerminan dari slogan yang selalu disampaikan oleh Pimpinan PMDG, yakni “Al Ma’hadu La Yanamu Abadan.”Binhadjid